Jatim.GenPI.co - Komunitas ISGA-SGS (Sugar Glider Surabaya) menjadi tempat bermain bagi pencinta hewan nokturnal, Sugar Glider.
ISGA-SGS berdiri sejak 12 September 2012. Anggotanya diperkirakan mencapai 100 orang.
Ketua ISGA-SGS Surabaya, Dandy Jalasena menyebut, dari jumlah tersebut yang rutin hadir sekitar 20 orang.
"Dulu sebelum pandemi biasanya kumpul di depannya tulisan Taman Bungkul mas, Rabu malam sama Minggu pagi. Kalau yang Hari Minggu itu pas Car Free Day (CFD)," ujarnya, Minggu (31/10).
Sekarang pertemuan lebih banyak virtual, atau melalui zoom. "Anak-anak itu lewat zoom mas, pakai online," tegasnya.
Dandy menjelaskan, sebenarnya merawat hewan nokturnal tidaklah rumit. Hanya yang perlu diperhatikan adalah cara men-treatmen bulu Sugar Glider agar tetap bersih.
"Perawatan khusus tidak ada, cuma kalau mandikan itu bisa sehari sekali, agar bulunya tak kotor," ungkapnya.
Kemudian saat di dalam kandang, disarankan tak menaruh batok kelapa. Karena jika hewan ini buang air kecil airnya tidak bisa terserap. Lapisi saja dengan alas koran.
"Bulunya juga bisa kotor kalau pakai batok kelapa," tegasnya.
Dandy menyebut, hewan ini juga terbilang mudah dibawa. Tinggal menaruh di dalam satu baju, sudah bisa menemani kopi darat (kopdar) bersama komunitas.
Ia menyarankan beberapa makanan, seperti bubur bayi rasa pisang, buah-buahan dan serangga. Karena tergolong aktif di malam hari, Dandy biasa memberinya makan di waktu tersebut.
"Tapi beberapa ada yang gak mau makan serangga, jadi cuma bubur sama buah," terangnya.
Soal syarat bergabung tidak ada yang rumit. Calon anggota hanya datang saat ISGA-SGS melakukan "kopdar".
"Kalau mau join gak ada sih, iya datang aja pas kumpul-kumpul terus gabung aja gak apa-apa," ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News