GenPI.co Jatim - Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS Surabaya) mengembangkan inovasi alat pemisah polimer.
Alat tersebut diklaim mampu memisahkan limbah plastik jenis multilayer.
Dosen pembimng tim, Hendro Juwono mengatakan, penelitian ini didasari atas keperihatinan pada tingginya angka limbah plastik di dunia.
Menurutnya, belum terolahnya limbah plastik tersebut disebabkan rendahnya angka industri daur ulang yang sanggup mengolah.
"Plastik multilayer terbentuk lebih dari satu jenis polimer. Hal ini menjadikan tingkat daur ulang dan nilai limbah pascakonsumsi yang rendah dibandingkan dengan jenis limbah lainnya," kata Hendro tertulis, Kamis (23/12).
Dirinya menyebut, pada penelitian ini tim melakukan upaya memecah layer plastik.
Cara kerjanya mengekstrak plastik kemasan dengan dua variasi pelarut, yaitu N-Hexane dan Pertalite selama 3 jam atau 180 menit dengan suhu 50 derajat celcius.
"Setelah ekstraksi, dilakukan pengujian X-ray fluorescence (XRF) dan Fourier-transform infrared spectroscopy (FT-IR) untuk mengetahui jenis polimer dalam layer plastik," imbuhnya.
Jangka waktu kegiatan penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan.
Hendro menyebut, dari langkah tersebut didapati kandungan pada layer, seperti Titanium, Kromium, dan aluminium. Sedangkan jenis plastik yang terkandung adalah polypropylene.
Proses kemudian berlanjut, pengujian menggunakan SEM-EDX Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray, untuk melihat kualitas fisik lapisan hasil pemisahan.
"Hasilnya, menunjukkan pemisahan dengan larutan pertalite lebih bagus daripada N-Hexane," katanya.
Dia menambahkan, penelitian ini memliki kelebihan pada pengolahan limbah multilayer menuju zero waste yang tak menghasilkan limbah baru.
Layer plastik akan dimanfaatkan sebagai fraksi hidrokarbon dan layer logamnya didistribusikan ke industrik produksi logam sekunder.
Penelitian ini berpotensi menjadi sumber kajian untuk penelitian-penelitian baru khususnya mengenai pengolahan limbah multilayer.
Di sisi lain juga mampu menjadi solusi bagi penumpukan limbah plastik yang membahayakan lingkungan baik darat maupun laut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News