GenPI.co Jatim - Berkunjung ke Malang jangan lupa untuk mampir ke Soak Ngalam. Kaus lokal ini layak dijadikan sebagai souvenir.
Soak Ngalam menggunakan bahasa walikan menjadi ciri khas yang menjadi pembeda dengan lainnya.
Owner Soak Ngalam Tjandra Purnama Edhi mengatakan, ide membuat kaus oleh-oleh ini datang saat kuliah, sekitar Tahun 1988.
Ketika itu mahasiswa dari luar daerah seperti Jakarta dan Jawa Barat banyak yang masuk ke Malang.
Bahasa pergaulan mulai bercampur dalam semua kehidupan, baik di kampus maupuan masyarakat.
“Bahasa khas Malangan (bahasa walikan, red) semakin terpinggirkan dan jarang dipakai," ujarnya mengutip dari laman resmi Pemkot Malang.
Namun, ide tersebut baru terwujud lebih dari sedekade kemudian. Tahun 1992 Tjandra harus bekerja di Jakarta selepas dari kuliah.
"Setelah melanglang buana pindah kerja dan pindah-pindah kota. Tahun 2008, saya mendapat kesempatan dari seorang teman untuk membuat kaos khas Malang untuk di supply di tokonya. Alhamdulillah cukup laris,” katanya.
Setahun kemudian, Tjandra memberanikan diri membuka outlet sendiri di Jalan Kawi Atas Nomor 24 Malang.
Tak hanya menjual kaos, dia membawa misi untuk melestarikan bahasa khas Malangan.
“Bentuk keprihatinan itulah yang kemudian saya tuangkan dalam kaos-kaos yang saya buat. Saya berharap meski Kota Malang sebagai kota pendidikan, akan tetapi akar budaya, khususnya bahasa Khas itu tidak hilang," bebernya.
Selain itu, dia berharap kaus buatannya tersebut bisa menjadi alternatif oleh-oleh.
Saat ini usahanya terus berkembang. Tidak hanya sebatas kaus, ada juga sweater, jumper, jaket, syal, sarung bantal, tote bag, tatakan gelas, dan mug keramik.
Selain itu juga tersedia mug kaleng, hiasan dinding, sirup khas Malang, topi santai, gantungan kunci, dan magnet kulkas.
“Pelanggan atau pembelinya darimana saja? 75 persen berasal dari Jawa Barat atau Jabodetabek, 15 persen Kalimantan, dan 10 persen Jawa Timur," katanya.
Tjandra menjelaskan, kaus produknya tersebut saat ini sudah meramah pasar digital. Dia juga menjual di marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.
Pihaknya juga mempromosikan melalui media sosial Facebook, TikTok dan Instagram.
“Ke depan, Soak Ngalam berkeinginan menjadi ikonnya Malang dalam pariwisata serta pelestarian budaya dan bahasa,” tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News