GenPI.co Jatim - Setiap ide yang dikumpulkan harus direalisasikan, seperti pepatah, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Layaknya Febri Aminanto yang berhasil mengembangkan usaha wayang kulit mini.
Warga Merjosari, Kota Malang itu belajar melalui otodidak membuat wayang kulit.
“Sebelumnya saya belum pernah mengenal wayang kulit, tapi karena saya belajar melalui otodidak saya bisa membuka usaha ini. Sesuatu yang belum pernah terpikir sebelumnya,” ujar Febri Aminanto, Jumat (24/12).
Awal pandemi, Febri mengaku kesulitan menjual hasil karyanya. Dia biasanya menjual wayang mini di acara Car Free Day (CFD) sekitar Stadion Gajayana dan pada acara wayangan.
“Karena pandemi, CFD juga ditutup dan acara wayangan juga tidak ada. Sekarang saya melayani orang-orang yang memesan wayang kulit yang saya buat ini,” imbuhnya.
Namun, pelnggan setianya tetap kembali memesan wayang kulit kepadanya.
Pengalaman berjualan di beberapa event wayangan dan CFD, membuatnya memiliki banyak pelanggan setia.
“Dalam tiga hari biasanya saya bisa membuat 15 wayang kulit mini. Harganya beragam, tergantung ukuran dan kesulitan dalam membuat,” katanya.
Wayang kulit jenis gantungan kunci misalnya, dijual Rp10.000 per biji. Sedangan wayang kulit ukuran 25 cm dijual Rp30.000. Kemudian ukuran 45 cm antara Rp100.000–Rp150.000.
Selain bisa membuat wayang mini, dia juga bisa membuat wayang dengan ukuran standar. Tapi untuk wayang ukuran standar harganya mahal, sehingga pesanan sangat jarang.
Febri sudah 10 tahun berkarya membuat wayang kulit mini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News