UBreath, Alat Deteksi Covid-19 dan Pernapasan Bikinan UB Malang

05 Januari 2022 03:00

GenPI.co Jatim - Universitas Brawijaya (UB) Malang tak henti-hentinya menciptakan inovasi di bidang teknologi.

Terbaru, UB Malang tengah mengembangkan alat pendeteksi hasil metabolisme dari sistem pernapasan dan pencernaan yang diberi nama UBreath Analysis.

Guru Besar UB Malang Prof. Arinto Yudi Ponco Wardoyo menyebut alat tersebut mampu mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi zat dari hasil metabolisme sistem pernapasan serta pencernaan melalui hembusan nafas.

BACA JUGA:  Dosen UB Malang Ciptakan Story Acessible bagi Mahasiswa Tunanetra

Bentuknya bisa gas, partikulat, dan parameter lain yang berjumlah 25.

Hasil pengukuran parameter tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk mengidentifikasi kondisi dari pernapasan dan pencernaan.

BACA JUGA:  UB Malang Ciptakan E-Marketing, Bantu UMKM Tembus Pasar China

Cara kerja dari UBreath, yakni dengan menghembuskan napas pada kantong khusus.

Kemudian alat tersebut akan mengukur unsur-unsur yang terkandung dalam udara pernapasan. Tak butuh waktu lama, sekitar 2-3 menit bisa diketahui hasilnya.

BACA JUGA:  UB Umumkan 2 Fakultas Baru, Siap 2022

Dia menyebutkan, UBreath telah diuji klinis pada orang sehat dan penyintas Covid-19 di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RS Lapangan Malang dengan 400 sampel.

“Hasil yang didapatkan yakni alat ini tidak hanya dapat mendeteksi berupa positif atau negatif covid, tetapi lebih spesifik, alat ini bisa mengklasifikasikannya seperti OTG, ringan, sedang, sampai berat,” kata dia.

Arinto mengatakan, penelitian yang dilakukan sejak akhir 2020 ini menghasilkan tingkat akurasi mencapai lebih 90 persen.

UBreath tersebut dikembangkan bekerja sama dengan tim Fakultas Kedokteran UB, yakni dr Susanthy Djajalaksan dan Prof. dr Teguh Wahju Sardjono.

Saat ini diuji klinik untuk skrining penyakit pernapasan, seperti kanker paru-paru, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) telah dilakukan bersama tim dari Fakultas Kedokteran.

“Penderita penyakit kanker paru-paru biasanya terlambat mendeteksi karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Untuk itu alat ini sangat baik untuk screening awal,” kata dia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM