Keren! Mahasiswa UK Petra Ciptakan Alsintan Canggih

21 Januari 2022 12:30

GenPI.co Jatim - Mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra menciptakan teknologi urban farming berbasis Internet of Thing (IoT). Sekaligus sebagai jawaban bagi masyarakat perkotaan seperti Surabaya yang ingin bercocok tanaman.

Dua mahasiswa UK Petra yang berhasil menciptakan alat canggih itu adalah Sih Kawuryan Yulianes Kufa dan Gregorio Diovani Wahanie.

Pembuatan teknologi urban farming oleh Dua orang mahasiswa asal Universitas Kristen (UK) Pertra, Surabaya dimaksudkan mempermudah para petani memonitoring tanamannya.

BACA JUGA:  Unair Sediakan Website Khusus Pajang Produk Lokal Milik Mahasiswa

Teknologi itu didekasikan bagi kelompok tani di Kawasan Perumahan Pangan Lestari (KRPL) Wanita Serpis, Jemursari, Surabaya.

"Lahan yang kami garap ini, memiliki luas sekitar 27 x 10 meter yang di dalamnya terdapat media bercocok tanam organik
seluas 6 x 4 meter," kata Sih Kawuryan Yulianes Kufa melalui keteramgan tertulis, Kamis (20/1).

BACA JUGA:  ITS Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Covid-19 Lewat Batuk

"Terdapat dua bangunan greenhouse juga, sebagai media tanam hidroponik dengan masing-masing luasannya 5,6 x 8 meter dan 4 x 8 meter," lanjut mahasiswa yang akrab disapa Yeka ini.

Dia dan timnya telah membangun lima rancangan bangun sistem dan website, yakni Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sistem penyiraman tanaman media tanah otomatis, dan sistem pengkabutan serta pendeteksi kadar air pada bak hidroponik yang dikhususkan di ruang greenhouse.

BACA JUGA:  ITS Ciptakan Alat Monitor Jantung Canggih, Keren Banget!

"Sebuah Aplikasi “SERPIS” berbasis Android sebagai dashboard kontrol dan monitor sistem," lanjutnya.

Yeka menerangkan, timnya sudah menemukan poin utama permasalahan yang dihadapi oleh para petani, yakni perihal sulitnya pengkuran suhu yang tepat di ruang green house untuk mencegah kerusakan pada tanaman.

Gregorio menerangkan, masalah itu bisa diatasi dengan panel tenaga surya dan ditunjang oleh pemrogaman penyemprotan dan pengukuran tingkat kelembaban tanah secara otomatis.

"Saat alat mendeteksi tanah kering, secara otomatis air akan keluar dan menyirami tanaman hidroponik itu," terangnya.

Hal tersebut bisa dikontrol dengan aplikasi SERPIS yang menggunakan bahasa pemrogaman Java.

Sementara itu, tim dari UK Petra ini berencana akan menjadikan website yang sudah dibuat sebagai e-commerce. Nantinya, produk hasil urban farming dari KRPL SERPIS bisa dipasarkan.

"Pengerjaan proyek ini selama lima bulan. Terhitung sejak bulan Agustus-Desember 2021. Serta dibantu pendanaan oleh kampus sebesar Rp 10 juta," pungkas Gregorio. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM