Inovasi Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Bantu UMKM

24 Februari 2022 03:00

GenPI.co Jatim - Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya membuat inovasi mesin pemotong keripik otomatis untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Panggalih Priambodoh dan Muhammad Khadiq Yahya membuat Rancang Bangun Mesin Pengiris Menggunakan Pisau Rotari dengan Variasi Putaran Motor dan Jumlah Mata Pisau

Penggalih mengatakan pembuatan mesin tersebut didasari oleh masih rendahnya produksi UMKM.

BACA JUGA:  Mahasiswa UB Malang, Ada Pengumuman Baru dari Pak Rektor Nih

Pengolahan secara manual membuat produksi UMKM terutama yang di bidang kripik masih rendah.

"Jadi inisiatif kami adalah membuat sebuah alat pemotong keripik dengan harga yang terjangkau agar industri industri kecil tersebut dapat memiliki mesin pemotong," Rabu (23/2).

BACA JUGA:  Mahasiswa ITS Surabaya Bikin Aplikasi untuk Pasien Gagal Jantung

Dia menyebut mesin ini mampu digunakan untuk berbagai jenis, mulai keripik tempe, singkong, ketela, hingga pisang.

Pengalih juga mengeklaim, mesin buatannya tersebut dapat meningkatkan ualitas produk kripik.

BACA JUGA:  Top! Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Masker Wajah Kefir

"Kendala yang mereka hadapi adalah waktu pengirisan yang lama serta tebal tipis potongan yang tidak sama dan juga memotong untuk keripik butuh keahlian yang harus dimiliki," katanya.

Mesin tersebut dirancang memiliki alat penunjang, yakni berupa pisau yang dimodel bulat. Kemudian rangkanya dibuat dari besi hollow, pillow block, pulley, dan motor alternating current (AC).

Sementara itu, Muhammad Khadiq Yahya menjelaskan, cara kerja mesin ini cukup sederhana dengan daya pada motor 1/4 Hp dan putaran 1420 rpm.

Diameter poros yang dipakai 20 mm berbahan S45C, diameter pulley 4 in, 5 in, 6 in berbahan aluminium, bearing dengan diameter dalam 20 mm.

"Mesin ini dengan putaran motor AC yang diperlambat dengan varian pulley yang dayanya diteruskan ke pisau yang berputar, lalu bahan keripik tersebut bergerak lurus menuju arah pisau dan akhirnya terpotong," katanya.

Hasil percobaan pun cukup memuaskan. Irisan 88 persen bagus. "Dalam waktu 11 detik dengan persentase banyaknya irisan tempe yang layak adalah 88 persen yakni 88 irisan layak, 12 irisan rusak," kata Khadiq.

Hanya saja, kualitas tempe turut menentukan keberhasilan mesin. Harus yang pas, kurang atau lebih sehari akan hancur. Selain itu, bahan yang dipakai yakni tempe sagu khusus untuk keripik. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM