SR-Farmer, Aplikasi Bikinan Mahasiswa ITS Surabaya untuk Petani

04 Maret 2022 05:00

GenPI.co Jatim - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember/ITS Surabaya membuat terobosan berupa aplikasi meningkatkan produksi pangan yang diberi nama SR-Farmer (Successful Rice Farmer).

Ketua tim, Andry Prasetyo mengeklaim, aplikasi tersebut mampu membantu para petani mengatasi berbagai masalah, mulai dari pupuk, pestisida, hingga pedoman bercocok tanam yang benar.

“Selain menguntungkan bagi petani, aplikasi ini juga dapat menguntungkan berbagai pihak internal dan eksternal yang akan menggunakan dan berkontribusi di aplikasi tersebut,” ujarnya dikutip dari laman resmi ITS, Jumat (4/3).

BACA JUGA:  6 Wisata Hits di Malang Awal Tahun 2022, Berangkat Kuy

Terdapat delapan fitur utama dalam aplikasi tersebut, di antaranya belanja, layanan teknologi pertanian, logbook, padar beras, mentor, dan ekspor pertanian, ruang diskusi petani, dan petunjuk teknis petani.

“Fitur yang disediakan sudah disesuaikan dengan kebutuhan para petani dan ditambahkan sedikit teknologi,” katanya.

BACA JUGA:  Mahasiswa ITS Surabaya Bikin Aplikasi untuk Pasien Gagal Jantung

Aplikasi SR-Farmer, kata dia, didesain khusus untuk mengatasi masalah petani.

Keberadaan fitur logbook misalnya, mengajak petani lebih mengetahui informasi tentang teknologi pertanian.

BACA JUGA:  Mahasiswa ITS Surabaya Rancang Aplikasi Canggih Khusus PLTsa

Fitur ini dirancang untuk merekam kemajuan kegiatan pertanian yang dilengkapi dengan bimbingan bercocok tanam. Diharapkan memudahkan bagi petani untuk mengatur jadwal mereka, terutama untuk petani baru.

“Jadwal akan muncul setelah petani memasukkan tanggal tanam dan jadwal yang keluar sudah termasuk pengaplikasian pupuk, pemberian obat, dan sebagainya,” bebernya.

Sementara itu, dua fitur cari mentor dan ruang diskusi petani bisa mendapatkan ilmu baru di sektor pertanian, terutama menyerap teknologi baru.

“Kami menargetkan harga pasar sebesar 15 persen dari total pasar yang tersedia, yaitu 1,98 juta petani padi dan Rp 26,76 triliun dalam jangka waktu lima tahun,” bebernya.

Tim bimbingan Bachtera Indarto menyarankan bahasa pemrograman yang dipakai bisa menjadi sistem manajemen basis data.

Selain itu, aplikasi ini juga dapat diintegrasikan dengan data pertumbuhan padi dan sistem pemantauan kelembaban di lahan pertanian padi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM