Inovasi Profesor UK Petra, Sulap Fly Ash PLTU Jadi Beton

10 Maret 2022 01:00

GenPI.co Jatim - Universitas Kristen (UK) Petra menerbitkan penelitian, yakni pemanfaatan abu terbang atau fly ash sebagai bahan pengganti semen dalam proses pembuatan beton.

Abu terbang tersebut didapat dari hasil sisa pembakaran batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Kepala Lab Beton Fakultas Teknik Sipil (FTSP) UK Petra Prof Antoni mengatakan, setelah mendapatkan abu terbang, pembuatan beton tak bisa langsung dilakukan.

BACA JUGA:  Zeru Moffin, Sepatu Lokal Kediri yang Boleh Diadu Kulitasnya

Dia menjelaskan, abu terbang tersebut masih memerlukan pengecekan kualitas dengan menggunakan komponen tertentu.

"Biasanya kami cek secara fisika, cek dengan kimia dan kemudian bisa tentukan mau memakai sampai berapa persen penggantiannya (semen)," ujarnya.

BACA JUGA:  Chantink Lamp, Lampu Hias Unik Asal Malang

Proses riset yang sudah berjalan, dilalukan dengan menghitung persentase penggunaan abu terbang, mulai dari kadar 10 persen, 20 persen hingga 100 persen.

"Jadi ketika kita sudah pakai 100 persen kita ada beberapa fly as yang bisa kita manfaatkan sampai 100 persen," kata Anthoni kepada media, Rabu (9/3).

BACA JUGA:  Keren! Mahasiswa ITS Rancang Eduly, Aplikasi Donasi untuk Sekolah

"Pengembangan kami itu ada beton yang (jenis) high volume fly ash namanya, kami pakai (kadar) yang lebih dari 50 persen," imbuhnya.

Anthoni menyebut, proses riset juga dilakukan dengan mereaksikan fly ash dengan kalsium hidroksida. Hal itu sama dengan metode pembuatan beton romawi.

"Kemudian juga sampai dengan 100 persen yang kami namakan self semending konkret. Jadi, cuma pakai fly ash dicampur air, pasir dan kerikil itu bisa jadi juga. Jadi, kami dapatkan sampai (tekanan) 20-30 MPA (megapascal)," terangnya.

Fly ash juga direaksikan dengan alkali aktivator yang merupakan bahan kimia dengan pH tinggi. Kemudian, agar bisa membentuk beton dilakukan pencampuran bersama pasir dan kerikil. "Bisa mengeras juga itu yang kita namakan (material) geopolimer," jelasnya.

Anthoni menyebut, jenis geopolimer lebih kuat ketimbang beton semending. Bahkan, diperkirkan bisa mencapai 2-3 lipat kekuatannya.

"Beton yang semending pemakaian yang lebih rendah, untuk rumah masih cukup. Jadi, (geopolimer) digunakan untuk elemen-elemen bangunan besar," terangnya.

Sementara itu, penggunaan fly ash sebagai bahan beton saat ini memang sudah dimanfaatkan di Indonesia.

Sekalipun sudah dilakukan, namun kadar kandungan fly ash dalam benton terbilang rendah, yakni hanya tak sampai 50 persen.

"Sampai 30 persen sudah ada yang memanfaatkan fly ash, tapi kalau diatas itu belum ada di Indonesia," terangnya.

Dia menambahkan, penggunana fly ash sebagai bahan beton dimaksudkan untuk meminimalisir dampak dari sisa pembakaran batu bara yang menghasilkan limbah padat.

"Jika dibiarkan menumpuk, limbah abu terbang atau fly ash dapst menyebabkan pencemaran lingkungan secara masif. Sekarang ada PP 22 tahun 2021 sudah diperbolehkan untuk mempergunakan fly ash dari PLTU," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM