Guru Besar ITS Surabaya Temukan Cara Mengatasi Limbah Industri

19 Maret 2022 05:00

GenPI.co Jatim - Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS mencoba mengatasi persoalan kerusakan lingkungan akibat limbah industri.

Guru besar Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS Prof. Adi Setyo Purnomo memanfaatkan jamur pelapuk kayu sebagai pengradasi limbah industri.

Adi mengatakan, jamur mengandung banyak enzim untuk menguraikan polutan atau aenagai biodegradasi limbah.

BACA JUGA:  Keren, Cak! Mahasiswa ITS Bikin Website Edukasi Saham Syariah

Jamur pelapuk kayu punya dua jenis, yakni jamur dengan warna putih dan cokelat.

"Karena jarang diteliti, saya tertantang untuk meneliti jamur pelapuk kayu coklat," kata Adi, Jumat (18/3).

BACA JUGA:  Hebat! Mobil Bertenaga Tekanan Gas Karya Mahasiswa ITS Raih Emas

Jamur pelapuk berwarna cokelat mengandung radikal hidroksil. Senyawa itu berfungsi untuk mendegradasi struktur kimia kompleks yang terdapat pada limbah polutan.

Penemuan jamur pelapuk kayu cokelat, terutama yang berjenis Fomitopsis pinicola memiliki kemampuan degradasi pada limbah yang sangat tinggi.

BACA JUGA:  Mahasiswa ITS Manfaatkan Limbah Rumen untuk Hasilkan Listrik

Adi mengungkapkan bahwa jamur memiliki kemampuan adaptasi lingkungan yang tinggi seperti yang mengandung toksisitas tinggi, pH rendah, dan nutrisi yang sedikit.

Oleh karena itu, jamur dinilai sesuai untuk menjadi agen pendegradasi limbah-limbah kimiawi.

"Tapi durasi proses biodegradasi ini memakan waktu yang lama yaitu dua minggu," jelasnya.

Sementara itu, biodegradasi mencampurkan antara jamur dengan bakteri yang memiliki Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, dan Ralstonia pickettii.

Lanjutnya, Produk berupa suoer-adsorpsi yang memiliki jamur dan bakteri dengan fungsi sebagai pendegradasi

"Saya membuat super-adsorpsi agar proses degradasi limbah menjadi lebih cepat," terangnya.

Penerapannya, super-adsorpsi, bahan jamur dan bakteri diterapkan pada limbah tekstul dari industri batik.

Secara prinsip, bahan super-adsorpsi akan dimasukan ke dalam reaktor pendegradasi yang berisi limbah tekstil dan bahan-bahan adsorben lain seperti arang aktif, mangan, dan zeolit. Lalu, reaktor dibiarkan bekerja selama kurang lebih satu minggu.

Meski begitu, lanjutnya, super-adsorpsi tersebut belum memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

Adi menuturkan bahwa efisiensi yang rendah ini disebabkan oleh produksi super-adsorpsi yang sulit. Sehingga, limbah yang telah dimasukan ke dalam reaktor masih dalam kondisi yang pekat.

"Kesulitannya karena ini berisi jamur dan bakteri sehingga proses pembuatannya masih satu persatu dan dalam kondisi steril," jelasnya.

Adi menyampaikan bahwa akan tetap terus mengembangkan proses degradasi limbah industri seperti degradasi limbah plastik dengan memanfaatkan berbagai potensi di alam.

"Harapannya juga, melalui penelitian-penelitian tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata dengan sempurna," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM