3 Mahasiswa Universitas Brawijaya Masuk Forbes, Bangga!

21 Maret 2022 10:30

GenPI.co Jatim - Membanggakan, sebanyak tiga mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil masuk Foorbes Indonesia Under 30.

Prestasi itu mereka raih setelah berhasil menciptakan startup agriculture peternak ayam bernama “Chickin” yang telah diunduh ribuan peternak ayam di Indonesia.

Melalui Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) Chickin dapat meningkatkan produktivitas ternak hingga 25 persen lebih tinggi.

BACA JUGA:  Guru Besar ITS Surabaya Temukan Cara Mengatasi Limbah Industri

Chickin Indonesia (Chickin) dibangun oleh Ashab Alkahfi mahasiswa Agroekoteknologi FP sebagai Presiden, Tubagus Syailendra mahasiswa Hubungan Internasional FISIP sebagai CEO, dan Ahmad Syaifullah mahasiswa Sistem Informasi FILKOM sebagai Chief Technology Officer.

Keberhasilan membuat startup Chickin ini dua Founder Chickin Indonesia, Ashab Alkahfi dan Tubagus Syailendra, menjadi bagian dari Forbes Indonesia 30 Under 30, yang baru saja dirilis beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:  Mahasiswa ITS Manfaatkan Limbah Rumen untuk Hasilkan Listrik

Chickin Indonesia merupakan startup binaan BIIW UB, yang berhasil meraih pendanaan dari luar negeri sebesar 2,5 juta US$, pada akhir tahun 2021.

Chickin Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi untuk meminimalisir penggunaan antibiotik pada ayam organik, dengan mengendalikan suhu kandang, dan memberikan pembinaan pada peternak ayam, secara cuma-cuma, dengan tujuan memodernisasi peternak ayam Indonesia.

BACA JUGA:  Holiday, Aplikasi Buatan Pemuda Lamongan ini Manjakan Wisatawan

Proyek pembuatan startup tersebut telah dimulai sejak mereka duduk di bangku kuliah pada semester dua. Berawal dari melakukan riset dan development yang berada di daerah Klaten Jawa Tengah ketiganya mulai merintis Startup Chikin.

"Awal kami riset dan development di daerah Klaten Jawa Tengah, di sana kami jadi peternak, lalu membangun kandang dan mulai usaha ternak ayam sampai akhirnya ketemu banyak permasalahan yang dihadapi peternak lokal," kata Ashab, Senin (21/3).

Dia mengatakan, banyaknya permasalahan yang dihadapi peternak itu ditampung untuk dicarikan jalan keluar.

Aplikasi Chickin tersebut, kata Ashab tidak perlu melakukan pengontrolan iklim kandang ayam secara manual.

Berbekal teknologi, para peternak bisa memasukkan data seperti sarana produksi, data harian dan data penjualan sehingga perfirma lebih terukur dan meminimalisir risiko melalui tindakan preventif.

“Beberapa fitur yang ada pada Chickin, yaitu kelola kandang, kelola data kandang, dan konfigurasi IoT yang bisa disesuaikan dengan keadaan cuaca, suhu dan kelembaban bahkan umur ayam,” lanjutnya.

Saat ini, selain dengan 14 rumah potong, Chickin juga bermitra dengan 100 industri makanan untuk sebagai penyuplai daging ayam. Ashab berharap nantinya aplikasi ini bisa memberikan impact yang lebih banyak bagi peternak.

Chickin mencatat pertumbuhan bisnis 22x dalam 10 bulan terakhir dan juga telah menutup putaran pendanaan seed round sebesar Rp35 miliar dengan 3 investor global. Mereka menargetkan peningkatan omzet sebesar Rp500 miliar di akhir tahun 2022 dengan 10 juta ekor ayam yang diberdayakan setiap bulannya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM