Intan Boks, Inovasi Penetasan Telur Penyu Buatan Dosen Unair

28 Maret 2022 11:30

GenPI.co Jatim - Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Unair Banyuwangi, drh Aditya Yudhana menciptakan inkubator buatan (Intan) boks telur penyu.

Intan Boks ditujukan untuk mengatasi hambatan yang sering muncul dalam proses penetasan telur penyu.

Aditya mengatakan, penetasan yang rendah dan hadirnya penyakit disebabkan oleh media penetasan yang kurang steril dan terkontrol.

BACA JUGA:  Merche Bagikan Tips Marketing Digital Baru, Cuan Mengalir Deras

Inkubator buatan (intan) box karya Dosen FKH SIKIA Unair. (Foto: Humas Unair)

BACA JUGA:  UMKM Binaaan BRI ini Ubah Daun Pandan jadi Produk Menarik

Terciptanya alat tersebut, didasari pada kondisi media penetasan penyu di tempat konservasi yang menggunakan sarang alam dam semi alami.

Sarang hasil seleksi alam juga rentan terhadap pasang air laut dan predator. Sedangkan semi alami memang lebih terlindungi, namun harus dikelola sebaik mungkin.

BACA JUGA:  Kampung Budaya Polowijen Malang Serius Ingin Jadi Sentra Batik

"Termasuk ketika pergantian pasir yang rutin dilakukan, kalau tidak diganti pasirnya maka akan rawan kontaminasi utamanya bakteri dan jamur. Pergantian pasir memerlukan tenaga dan biaya yang mahal karena kita butuh sarang luas untuk telur penyu," katanya tertulis, Minggu (27/3).

Dia menerangkan, intan box secara prinsip bekerja dengan mengatur dan menjaga suhu serta kelembapan ruang di dalamnya.

"Sehingga apabila kita tahu suhu optimumnya dan sudah kita setting itu juga akan efisien kalau kita ingin menetaskan rasio tukik jantan dan betina yang seimbang. Karena suhu mempengaruhi jenis kelamin yang dihasilkan oleh reptile," terangnya.

Media pasir yang digunakan pada sarang penyu tak diperlukan dalam penggunaan intan box. Sebab, tingkat suhu bisa dikendalikan secara stabil menggunakan alat tersebut.

"Kami tidak membutuhkan lagi media yang rawan akan cemaran maupun kontaminasi dari mikroorganisme tersebut," imbuhnya.

Aditya berharap teknologi itu bisa diaplikasikan secara meluas. Karena kebutuhan dan pelaksanaan program konservasi penyu tidak hanya dilaksanakan di pesisir Banyuwangi saja, namun di seluruh Indonesia bahkan skala global.

"Kami juga berkerja sama dengan beberapa pihak seperti Banyuwangi Sea Turtle, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Banyuwangi untuk mensukseskan teknologi ini," katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM