Produk Olahan Bawang Hunay Menyongsong Pasar Ekspor Lebih Luas

07 September 2021 14:30

Jatim.GenPI.co - Produk bawang olahan bawang merah merek Hunay sudah menjamah pasar Jepang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo mendorong produk lokal asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu bisa menembus pasar luar negeri lainnya.

Pelaksana Tugas Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Moch. Natsir berkommitmen untuk menfasilitas penerbitan dokumen dan sertifikasi Hazard Anaysis Critical Control Point (HACCP) sebagai syarat ekspor.

BACA JUGA:  Jahitin.com Berdayakan Penjahit Lokal Mencapai Pasar Lebih Luas

Natsir mengaku segera menjembatani antara Disperindag Provinsi Jawa Timur dan Sucofindo sebagai konsultan penerbitan dokumen HACCP.

"Alhamdulillah, kami sudah mendatangi Sucofindo dan tim Sucofindo juga datang ke gerai UD Dua Putri Solehah untuk melihat dari dekat proses produksi yang dilakukan," ujarnya, Senin (6/9).

BACA JUGA:  Yogood, Produk Yogurt Asli Malang dengan Aneka Toping Menyehatkan

Kedatangan Sucofindo ke UD Dua Putri untuk memastikan standar operasional prosedur, mulai dari kebersihan, bersentuhan dengan tangan apa tidak, hingga jaminan produk itu layak.

Paling cepat, kata dia, dua bulan sertifikat itu sudah bisa diterbitkan. Namun, pihaknya mengaku agar satu bulan sudah dapat tersedia.

BACA JUGA:  Usaha Nurul Tak Sia-sia, Bawang Goreng Hunay Sukses Tembus Jepang

Bila sudah keluar, selanjutkan akan ke Surabaya dan Jakarta untuk berkomunikasi dengan direktur perdagangan luar negeri.

"Dengan adanya sertifikat HACCP itu, maka produk bawang Hunay bisa ekspor ke pasar internasional. Jadi tujuan ekspornya tidak hanya ke Jepang saja," ujarnya.

Natsit juga meminta agar ekspor tidak lagi menggunakan pihak ketiga. Sebab, selama ini ekspor yang dilakukan masih sangat terbatas karena melalui pihak ketiga.

"Ibaratkan sebuah rumah, produk bawang Hunay itu hanya sebuah kamar kecil, sehingga tidak mampu berbuat lebih banyak lagi. Jika nanti sudah memiliki rumahnya, bisa melebarkan sayapnya untuk melakukan ekspor sendiri dengan kapasitas besar," terangnya.

Ia menargetkan produk bawang Hunay sudah bisa ekspor sendiri pada November 2021 karena produksi bawang merah di Kabupaten Probolinggo mencapai 84,54 ribu ton.

Potensi yang melimpah itu sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pasar ekspor.

"Kalau sudah bisa ekspor sendiri, rencananya produk yang ditawarkan bukan lagi bawang goreng, tetapi berupa bawang merah original, yakni bawang merah diiris-iris dan dioven karena permintaan bawang merah original itu sangat tinggi di pasar internasional," tandasnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM