Trik Kain Tenun Kediri bertahan di Pandemi, Motif Jadi Kunci

01 April 2021 08:00

Jatim.GenPI.co - Kain tenun ikat milik Eko harus bertahan di tengah pandemi Covid-19. 

Kebijakan pembatasan transportasi menyebabkan membengkaknya ongkos produksi. Mau tak mau ia harus menaikkan harga kain tenunnya. 

BACA JUGA: Berbekal Hobi Melukis, Kini Ciptakan Fashion Painting

Sejak pandemi, Eko mengaku usahanya tetap bisa bertahan, namun melambat.  Sebelum pandemi mampu berproduksi hingga 1.000 lembar kain. Kini turun di bawah itu. 

Inovasi tak bisa dielakan. Warga Kelurahan Banjar Kidul, Kota Kediri itu wajib mengikuti permintaan pasar jika ingin bertahan. 

Eko harus mengerti selera terutama kaum muda. Motif dengan warna lebih lembut jadi pilihan. 

"Anak muda ini tidak suka dengan motif yang terlalu mencolok. Mereka lebih suka dengan motif, motif yang sederhana," kata dia. 

Dirinya tak menampik, anak muda menjadi pasar yang masih terbuka luas. 

Penting untuk merambah ke pasar milenial dengan menyediakan keinginan mereka. Biasanya, anak muda mencari kain dengan warna tak mencolok dan motif sederhana. 

Dengan itu, kain bisa dibuat menjadi beragam baju, yang bisa digunakan baik acara formal maupun semi formal.

BACA JUGA: Pemilik Mie Setan Malang Bagikan Tips Sukses Berbisnis

Anak muda juga cenderung menyukai kombinasi baju dengan beragam kain termasuk yang polos. Untuk itu, inovasi motif terus dilakukan, sehingga pasar tetap bertahan.

Menjelang Idulfitri Eko kembali berinovasi. Ia menyediakan kebutuhan sarung. Harganya bervariasi, mulai Rp 200-400 ribu. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM