Bupati Banyuwangi Ajak Ngaji Kitab Kuning

11 Maret 2021 17:00

Jatim.GenPI.co - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengajak ASN dan masyarakat untuk mengaji kita kuning.

Kitab kuning dikenal selama ini menjadi korpus pembelajaran di pesantren sebagai bagian dari upaya penguatan spiritualitas.

BACA JUGA: Sukses Garap FIlm di Malang, Bayu Skak Pindah ke Surabaya

"Kami tidak ingin membuat para ASN menjadi santri semua. Tapi, paling tidak akan mendapatkan siraman rohani sebagaimana para santri. Sehingga akan memperkuat spiritualitas kita, iman kita, yang nantinya akan memperbaiki produktivitas dalam hidup kita semua," kata Bupati Ipuk saat membuka acara Smart Santri di Ponpes Al Falah di Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.

Kegiatan Smart Santri katanya, merupakan rangkaian pengajian kitab kuning yang digelar secara hybird.

ASN dan warga Banyuwangi yang mengikutinnya bisa secara daring melalui aplikasi zoom dan Youtube.

Sementara sejumlah pejabat ikut mengaji secara langsung di lokasi kegiatan. Hal ini tidak saja bertujuan untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes), tapi juga untuk melakukan efisiensi waktu.

"Kami berikhitiar agar acara ini menjadi sarana untuk belajar secara efisien dan pintar. Dengan cara ini, kami akan belajar kitab-kitab yang diajarkan di pesantren," tuturnya.

Acara Smart Santri sendiri digelar secara reguler, dua kali dalam sebulan yakni setiap Rabu malam berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain dan melibatkan kiai-kiai di Banyuwangi.

"Semoga kita diberikan keistiqamahan untuk mengikuti acara ini. Sehingga diberikan ilmu yang bermanfaat serta bertambahnya keimanan," ujarnya.

Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi, KH. Zainullah Marwan mengapresiasi kegiatan Smart Santri.

BACA JUGA: Mbah Broto, 60 Tahun Menggeluti Membuat Wayang Kulit

Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab seorang pemimpin terhadap bawahannya. Tidak sekadar dalam konteks profesional pekerjaan, tapi juga memperkuat kerohanian para bawahannya.

"Pada hakikatnya semua makhluk, termasuk kita manusia ini, diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bekerja. Kita harus bekerja. Tapi, harus meniati segala pekerjaan kita sebagai bagian ibadah kepada Allah. Di sinilah, bentuk tanggung jawab seorang pemimpin. Bagaimana dengan ngaji ini, akan memberikan pemahaman bahwa pekerjaan kita adalah ibadah kepada Allah," katanya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM