Menpora Umumkan Target Indonesia di Olimpiade 2044, ini Katanya

16 Maret 2022 19:30

GenPI.co Jatim - Menteri Pemudan dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menargetkan Indonesia masuk 5 besar Olimpiade 2044.

Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) juga sudah disusun Kemenpora, salah satunya, soal perencanaan target lima besar.

Sebagai proyek jangka panjang, seluruh persiapan sudah dimulai sejak 2022. Pembinaan bakal calon atlet dilakukan demi merealisasikan target tersebut.

BACA JUGA:  Piala Wali Kota Surabaya Segera Digelar, Berikut Daftar Cabornya

Menpora menyebut, pemerintah sudah menjalin sinergitas dengan kampus-kampus guna melahirkan atlet-atlet yang mampu bersaing di kancah dunia.

"Kami tidak main-main. Kami persiapkan sungguh-sungguh," kata Menpora saat konfrensi pers di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (16/3) siang.

BACA JUGA:  Surabaya Samator Buka Peluang ke Final Proliga 2022

Pihaknya juga menjelaskan, saat ini proses penjaringan bibit atlet dilakukan dalam beberapa tahap yang targetnta sebanyak 250 ribu orang pelajar.

Lebih lanjut, dari jumlah itu nantinya akan dilakukan seleksi kembali menjadi 37.500 orang. Kemudian kembali disusutkan menjadi 3.750 orang dan hingga 750 orang.

BACA JUGA:  Pemkot Batu Buat Inovasi Pelayanan Perizinan, Semakin Nyaman

"Sisanya, atlet elit nasional diperkirakan berada di usia 20-an, tingkat mahasiswa itu tinggal 150 orang," ungkapnya.

Jumlah 150 orang atlet elit tersebut, sudah dilakukan perhitungan. Artinya, jika ingin meralisasikan rencana tersebut, proses seleksi harus dilakukan secara kompetitif.

"Saya gambarkan itu basis talenta yang kami butuhkan untuk menghasilkan atlet elit nasional. 150 orang itu kami harus punya resource (sumber daya) 250 ribu orang (bakal calon atlet)," terangnya.

Soal kerjasama dengan Unesa, Amali menyebut, hal itu didasari atas kebutuhan penggodokan dan pengembangan para siswa hingga menjadi atlet unggulan melalui sport science.

Melalui hal itu, monitoring bisa dilakukan secara ketat. Sebab, jika ingin melahirkan atlet-atlet yang mempuni harus memperhatikan sejumlah aspek, seperti fisik, psikis, nutrisi dan ditunjang tenaga kesehatan yang mumpuni.

"Karena untuk prestasi tidak mungkin lagi meninggalkan sport science menjadi pendamping utama, perguruan tinggi punya (lab sport science)," ujarnya.

Amali menambahkan, pihaknya juga sudah menyusun kurikulum khusus bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

"Ini benar-benar atlet, sekolah adalah penunjang. Sehingga kurikulum disesuaikan. Saya sudah bicara dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan Ristek," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM