
Pun demikian, dirinya tak punya banyak pilihan. Muhklis tetap memproduksi tempe.
“Produksi tempe kami masih tetap jalan, karena ada pelanggan yang masih membutuhkan pasokan dari kami. Meskipun harus merugi,” tambahnya.
Oleh karena itu, dengan kenaikan harga ini dia tentu khawatir dengan kondisi pelanggan yang sudah percaya dengannya selama bertahun-tahun. Karena jika menurutnya tidak sesuai dengan biaya produksi sudah pasti dia akan menaikkan harga.
BACA JUGA: Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tempe di Surabaya Mogok Produksi
“Tentu pelanggan mengeluh, tapi mau gimana lagi. Saya juga khawatir jika tidak ada yang langganan lagi,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Diskopindag Kota Malang Muhammad Sailendra mengatakan, Indonesia memang masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan kedelai.
BACA JUGA: Tempe di Surabaya Mulai Hilang dari Pasaran
Terkait dengan kenaikan harga, Sailendra mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan.
"Kami melakukan komunikasi ke Kementerian Perdagangan, istilahnya membantu suplai kedelai itu di daerah," kata Sailendra.
BACA JUGA: Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Menjerit, Omzetnya Anjlok
Dia berharap segera ada kepastian ketersediaan kedelai dan harga bisa kembali normal. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News