Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Menjerit, Omzetnya Anjlok

Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Menjerit, Omzetnya Anjlok - GenPI.co JATIM
Foto arsip. Pekerja menggoreng kripik tempe untuk dikirim ke berbagai kota di sentra industri tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (27/10/2021). Tak kunjung turunnya harga minyak goreng curah dalam sebulan terakhir membuat pengusaha kripik tempe menaikkan harga untuk mengurangi kerugian akibat pembengkakan biaya produksi. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).

GenPI.co Jatim - Harga kedelai yang melonjak beberapa pekan terakhir dipusingkan para produsen kripik tempe di Kampung Sanan, Kota Malang.

Salah satu produsen Kripik Tempe Sanan Muhklis mengatakan kenaikan harga kedelai ini mengakibatkan produksi tempe menurun.

"Karena harga naik, permintaan kedelai dari produsen tempe menjadi menurun kisaran 20 persen atau menjadi 4,5 ton per hari," ujar Muhklis, Minggu (20/2).

BACA JUGA:  Pedagang Kedelai Menjerit, Dinkopdag Surabaya Tunggu Arahan Harga

Muhklis tak punya banyak pilihan. Kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku tempe membuatnya harus mengurangi produksi.

Kepala Diskopindag Kota Malang Muhammad Sailendra mengatakan, Indonesia memang masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan kedelai.

BACA JUGA:  Harga Naik, Pedagang Kedelai di Surabaya Hanya Bisa Pasrah

Terkait dengan kenaikan harga, Sailendra mengaku telah berkomunikasi degan Kementerian Perdagangan.

"Kami melakukan komunikasi ke Kementerian Perdagangan, istilahnya membantu suplai kedelai itu di daerah," kata Sailendra.

BACA JUGA:  Pedagang Tempe dan Tahu di Surabaya Mulai Cemas

Dia berharap segera ada kepastian ketersediaan kedelai dan harga bisa kembali normal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya