
1. Salah diagnosis
Menetapkan diagnosis tidak mudah. Diagnosis ditentukan berdasarkan analisis menyeluruh dari gejala, riwayat kesehatan terdahulu, faktor lingkungan, serta temuan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Tidak jarang, dibutuhkan berbagai pemeriksaan lanjutan serta observasi yang mendalam untuk mengetahui apakah ada masalah dengan fisik maupun mental seseorang.
Ketika melakukan self diagnosis, kamu sangat bisa melewatkan faktor-faktor penting tersebut, sehingga akhirnya kamu menyimpulkan diagnosis yang salah. Terlebih, jika informasi yang kamu peroleh berasal dari sumber-sumber yang tidak terpercaya.
Misalnya, irritable bowel syndrome dan kanker usus besar yang sama-sama memiliki gejala diare serta sembelit. Contoh lainnya, perasaan sedih yang mendalam bisa merupakan gejala bipolar atau depresi, tapi bisa juga merupakan respons psikis yang normal dari suatu kejadian.
2. Salah penanganan
Jika penetapan diagnosis tidak tepat, kemungkinan besar penanganannya juga akan keliru. Sebeb, setelah self diagnosis, seseorang bisa saja membeli obat atay melakukan pengobatan lain yang salah.
Padahal, setiap penyakit memiliki penanganan, jenis obat, dan dosis yang berbeda-beda.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News