Penutupan Padepokan Gus Samsudin Berbuntut Panjang, Warga Geram

Penutupan Padepokan Gus Samsudin Berbuntut Panjang, Warga Geram - GenPI.co JATIM
Ilustrasi Warga sekitar padepokan Gus Samsudin di Blitar menuntut agar tempat tersebut ditutup. Foto: tangkapan layar YouTube Metal Resek.

Bhagas mengungkapkan bahwa massa yang melakukan aksi tersebut bukan berasal dari Desa Rejowinangun.

"Nah, ketika kami tanya pasca pelaksaan itu ternyata mereka warga luar kota. Jadi, bukan warga desa Rejowinangun itu," ujarnya.

Sementara warga tidak puas dengan penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati, mereka meminta Gus Samsudin minta maaf karena dinilai membuat resah warga setempat.

BACA JUGA:  Profil Ahmad Yudianto, Dokter Unair yang Autopsi Brigadir J

"Tuntutan kemarin itu akhirnya penutupan. Kemudian, permintaan maaf dari Samsudin terkait masalah memakai nama warga Desa Rojowinangun," jelasnya.

Selain dua hal tersebut, Bhagas mengaku buntut lain perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin merembet pada website desa.

BACA JUGA:  Pamit Kencing, Seorang Kuli Bangunan Hilang di Sungai Brantas

Dia menjelaskan, sejumlah data yang ada di dalam website desa lenyap.

"Kami kan punya unit pelayan satu pintu terkait layanan publik, seperti surat menyurat, hancur data-data desa kami," ungkapnya.

BACA JUGA:  Rumah Dijual di Surabaya, Murah, Lokasi Istimewa

Ditanya soal pihak yang melakukan perentasan, dia tak menyebut secara pasti. Dia pun menduga, hal itu juga buntut peristiwa perseteruan Pesulap Merah dengan Gus Samsudin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya