Meski pandemi jadi kendala besar, Dhian tak mau pasrah beragam cara pemasaran ditempuh.
Suatu hari, ketika stok otak-otak bandengnya habis, pesanan dari pelanggan datang secara tiba-tiba dalam jumlah besar. Dia mengaku kaget.
"Pernah waktu itu kehabisan stok ada yang meminta pesanan dadakan dari Kediri mau borong 10 ekor," ungkapnya.
BACA JUGA: Pengusaha Kue Lumpur Sidoarjo Berbagi Kisah Sukses, Konsisten
Perkotak otak-otak bandeng produksi Dhian dijual seharga Rp55 ribu.
Dia merasa bersyukur. Rezeki tak pernah bisa ditebak, selalu ada jalannya sendiri. "Alhamdullilah bisa ada penghasilan waktu itu, enggak nyangka juga aku," ujarnya.
BACA JUGA: Kisah Karomah Gus Dur, Sungkem dengan Wanita Berkonde Misterius
Kini usahanya yang mulai dijalankan sejak 2000 itu perlahan mulai bangkit, seiring mulai meredanya pandemi Covid-19.
Pesanan yang datang kebanyakan dijadikan oleh-oleh, bahkan hingga ke luar negeri.
BACA JUGA: Kisah Sukses, Kue Lumpur Bu Lilik Mampu Bertahan Saat Covid-19
"Kebetulan adik saya pernah dibawa ke Jerman, Belanda, Hongkong. Cuma, kami belum ekspor, masih by order dan oleh-oleh," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News