
Seni misalnya, saat ini naskahnya masih diisi seniman Gombloh. Dirinya berharap banyak seniman lain yang masuk.
"Kemudian ritus misalnya, selain Sedekah Bumi kan masih banyak lagi. Lalu, olahraga tradisional juga masih banyak. Jadi, kami membuat wadah dulu bagaimana nanti ini bisa kita lengkapi," kata dia.
Ke depannya, diharapkan semakin banyak masyarakat, komunitas atau pemerhati sejarah dapat berkonstribusi melengkapi ensiklopedia.
BACA JUGA: Komunitas Malang Tahes Club Kembali ke Pengungsian Gunung Semeru
"Kami buatkan website (laman) nanti, dan web itu bersifat terbuka. Jadi siapapun bisa menyumbang (berkontribusi), hanya nanti memang kami verifikasi. Dengan begitu konten yang ada di dalamnya itu bisa segera bertambah terus," bebernya.
Situs website tersebut bisa menjadi wadah bagi yang ingin berkontribusi dalam pengembangan ensiklopedia kearifan lokal Surabaya.
BACA JUGA: Komunitas Malang Tahes Club Turun ke Lumajang, Aksinya Mantul
"Kalau orang ingin melihat cikal bakal Surabaya, kebudayaannya seperti apa, tinggal mengunjungi ini laman yang ada. Jadi selain narasi, juga dilengkapi foto-foto video dan sebagainya," bebernya.
Pihaknya menyampaikan, Surabaya masih memiliki banyak ritus, dan bangunan bersejarah.
BACA JUGA: Komunitas Muda-Mudi Surabaya Teruskan Sinergi dengan RPM
"Nah, kalau tidak kami kumpulkan informasinya, maka ini bisa hilang nanti. Maka ini adalah sumber informasi kepada masyarakat bahwa kita punya kekayaan luar biasa, jadi mari bersama-sama kita jaga," tandasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News