Ranah Digital Belum Aman Bagi Perempuan

Ranah Digital Belum Aman Bagi Perempuan - GenPI.co JATIM
ilustrasi (Foto: Antara/pexels.com)

“Semua ini berdampak terhadap bagaimana KBGO rentan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena kekerasannya hanya terjadi dalam ranah daring, seringkali perasaan negatif yang menyertai kekerasan itu diremehkan atau dikucilkan," ungkapnya. 

Belum lagi, menurutnya, budaya victim blaming yang malah menyalahkan diri korbannya dari pada pelakunya. "Bahkan dalam beberapa kasus, korban malah yang mengalami kriminalisasi,” tegasnya. 

Langkah yang tepat untuk melawan KBGO ini menurut Amalia yakni kesadaran akan konsep bahwa ‘gawai kita adalah tubuh kita adalah hak kita’. 

Ia menyarankan setiap perempuan memiliki kontrol penuh atas gawai yang dimiliki. Entah itu dalam bentuk privasi, koneksi, dan ekspresi diri. 

BACA JUGA: Kelompok Suka Tani Berdaya Kembangkan Produk Pertanian Lokal

Tak hanya itu, Amalia juga mengajak semua perempuan bergandengan tangan dalam memperjuangkan isu KBGO ini. Sebab, sejatinya cara tersebut merupakan gerakan kolektif yang tidak bisa dilawan secara individu.

“Apabila kita memahami konsep tersebut, kita dapat memvalidkan perasaan kita apabila dalam ranah digital kita mengalami KBGO. Bahwa hal tersebut hendaknya tidak dapat dipandang sebelah mata dan harus menjadi concern utama kita,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya