GenPI.co 
Hanya, ia menyebut, masih ada banyak kendala di usahanya tersebut. Salah satunya, suntikan modal yang membantu usahanya.
Sebab, selama ini dirinya baru mampu memproduksi sekitar 2-3 sepatu per harinya.
Selain masalah modal, Taufik menyebutkan, butuh akses pasar yang dapat menghubungkan langsung tanpa melalui tengkulak.
BACA JUGA: Shuttlecock Merek LA dan Mixmax Produksi Lamongan
Terakhir, butuh bimbingan untuk meningkatkan kualitas produk sepatunya. Ia berharap ada bantuan agar para perajin sepatu di wilayahnya dapat lebih berkembang lagi.
"Sepatu buatan kami harganya beragam mulai dari Rp 500 ribu, Rp 700 ribu, Rp 3 juta. Namun jika sudah di pasar Eropa harganya mencapai Rp18 juta," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
