
Selanjutnya seluruh briket yang sudah jadi dijemur langsung di bawah sinar matahari untuk mengurangi kandungan air.
Bagasse memiliki karakteristik mudah terbakar, memiliki kandungan air, gula, serat, dan mikroba yang dapat melepaskan panas akibat fermentasi.
“Penambahan kulit singkong membuat biobriket semakin rendah kadar airnya sehingga dapat mengefisienkan pembakaran,” kata dia.
BACA JUGA: Rekomendasi Kafe di Magetan, Unik dan Instagramable
Inovasi biobriket ini sendiri telah meraih perunggu dalam ajang Smart Innovation and Ideas for Indonesia Transformation in Pandemic Era.
Zakiyah berharap, inovasi tersebut bisa mendapatkan pendanaan yang cukup untuk mewujudkannya menjadi nyata. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News