
Gas bertekanan tinggi itu akan mendorong air di dalam water vessel, yang mana saat water vessel kedap didorong oleh udara maka air akan keluar menuju turbin.
Turbin yang dipakai ke roda sebesar 2:5 (turbin berputar 2 kali, roda berputar 5 kali), dan rasio turbin ke idler gear 2:17. Jadi karena rasio antara turbin, roda, dan rotary pusher adalah 2:5:17, maka semakin cepat turbin berputar, semakin cepat juga mobil berjalan. Di sisi lain, semakin cepat juga rotary pusher berputar.
"Karena putaran rotary pusher itu cepat, jadinya bola akan ditendang dengan kencang juga oleh rotary pusher, ini juga sekaligus menjadi kelebihan dari N1," tuturnya.
BACA JUGA: Produsen Gitar Asal Bojonegoro ini Terima Desain Sesuai Keinginan
Selain dari Spektronics N1 yang berhasil meraih juara kedua, terdapat subtim Spektronics NG .
Spektronics NG yang membawa pulang juara keempat, mengajukan prototipe mobil bertenaga listrik dari thermoelectric generator dan sistem autonomous menggunakan hidrolik, sehingga mobil dapat berhenti sendiri.
BACA JUGA: Ndhog Ceplok, Tas Lokal Kediri yang Mempunyai Desain Unik
Ketua tim Spektronics NG Bernardus Krisna Brata menjelaskan, cara kerja dari mobil NG adalah dengan mereaksikan dekomposisi hidrogen peroksida pada sisi panas dan untuk sisi dingin menggunakan es batu yang diserut.
"Dengan perbedaan suhu dapat menciptakan listrik dan listrik tersebut akan menggerakan dinamo yang menyebabkan mobil akan berjalan," ujarnya.
BACA JUGA: Sirup Saritoga Produksi Pemuda Banyuwangi Kembangkan Rasa Rempah
Perbedaan kedua mobil dari N1 dan NG sendiri adalah dari sistem mobilnya. Bernard mengungkapkan, NG membawakan mobil bertenagakan Thermoelectric Generator yang memanfaatkan perbedaan panas, sedangkan Spektronics N1 yang membawakan mobil bertenagakan tekanan (Pressurized Car).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News