GenPI.co 
"Seringkali dalam proses penyelamatan, terlihatnya korban untuk kali pertama adalah satu-satunya kesempatan bagi penyelamat untuk menolong korban, dengan kata lain tidak ada kesempatan kedua. Makna itulah yang melatarbelakangi penamaan kapal penyelamat ini," bebernya.
Andreas mengeklaim, kapal tersebut mempunyai desain dengan lambung kapal katamaran atau lambung dua. Dengan begitu memungkinkan untuk lebih stabil saat melakukan misi.
Kapal ini dilengkapi dengan sistem propulsi azimuth yang dapat bermanuver di perairan. "Kami juga mendesain sistem elektrikal seefisien mungkin, baik dari sistem kontrol maupun manajemen power kapal," tegasnya.
BACA JUGA: Karya Desainer Asal Malang Tembus Jepang, ini Istimewanya
Sedangkan untuk kerangka kerja utamanya menggunakan Robot Operating System (ROS). Kemudian juga dilengkapi dengan sensor yang dapat mengirim data lokasi dan orientasi ke dalam guided navigation YOLO-Boat.
Andreas juga menyebutkan, kapal tersebut menggunakan teknologi Computer Vision, dibuat model object detection khusus, yakni arsitektur YOLOv4 berbasis Convolutional Neural Network (CNN).
BACA JUGA: 3 Kopi Asal Lumajang Siap Menyita Perhatian Dunia Internasional
"Pada operasionalnya, computer vision inilah yang mengidentifikasi dan memungkinkan YOLO-Boat untuk datang mengamankan korban," katanya.
Tim pembuat kapal yang beranggotakan Achmad Zidan Akbar, Nawab Aditya, Rahyan Damar Ramadhan, dan Zulieta Krisna Damayanti tersebut berhasil menyabet medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2021. (ant)
BACA JUGA: Jokowi Pilih Sepatu Lokal Trenggalek, Ajak Menteri PUPR Ikut Beli
Kalian wajib tonton video yang satu ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
