
Jatim.GenPI.co - Kain tenun ikat milik Eko harus bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Kebijakan pembatasan transportasi menyebabkan membengkaknya ongkos produksi. Mau tak mau ia harus menaikkan harga kain tenunnya.
BACA JUGA: Berbekal Hobi Melukis, Kini Ciptakan Fashion Painting
Sejak pandemi, Eko mengaku usahanya tetap bisa bertahan, namun melambat. Sebelum pandemi mampu berproduksi hingga 1.000 lembar kain. Kini turun di bawah itu.
Inovasi tak bisa dielakan. Warga Kelurahan Banjar Kidul, Kota Kediri itu wajib mengikuti permintaan pasar jika ingin bertahan.
Eko harus mengerti selera terutama kaum muda. Motif dengan warna lebih lembut jadi pilihan.
"Anak muda ini tidak suka dengan motif yang terlalu mencolok. Mereka lebih suka dengan motif, motif yang sederhana," kata dia.
Dirinya tak menampik, anak muda menjadi pasar yang masih terbuka luas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News