
Jatim.GenPI.co - Pelaksanaan tradisi jamasan tombak pusaka Kiai Upas tidak seperti biasanya, karena adanya pandemi Covid-19.
"Kalau dulu diarak dari luar dengan pasukan sak bregdo (satu kompi), karena pandemi hanya lima meter saja diaraknya," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
BACA JUGA: Curhatan Royke Arek Band, Kemerdekaan Adalah Kebebasan Berkarya
Selain itu, pelaksanaan jamasan dibatasi untuk wadya Wimbasara (penjaga Kiai Upas), penjamas dan tamu undangan. Masyarakat umum tak diperbolehkan mendekat.
BACA JUGA: Curhatan Royke Arek Band, Kemerdekaan Adalah Kebebasan Berkarya
Meskipun berlangsung sederhana dan terbatas. Pelaksanaan tradisi jamasan tombak pusaka Kiai Upas tetap sakral dan khidmat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Bambang Ermawan menjelaskan, acara jamasan merupakan bentuk pelestarian budaya.
BACA JUGA: Jamasan Tombak Pusaka Kiai Upas, Spirit warga Tulungagung
BACA JUGA: Jamasan Tombak Pusaka Kiai Upas, Spirit warga Tulungagung
“Ini merupakan budaya pelestarian budaya adiluhung di Tulungagung,” kata Bambang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News