"Awalnya, dulu ibu saya, Sofiana. Lalu diteruskan adiknya ibu, terus dilanjutkan saya. Menunya dari dulu ya ini, tidak ada perubahan," kata Bu Lis sapaan Chisbiyah dikutip dari lama Pemkot Malang, Sabtu (18/6).
Dia melanjutkan, rujak cingur yang dipakai sama seperti lainnya hanya berbeda pada pemilihan bahan saja.
"Kami pakai cingur lokal yang kualitasnya lebih bagus daripada cingur luar. Cingur lokal biasanya lebih empuk, kalau cingur luar teksturnya seperti karet," jelasnya.
BACA JUGA: Banyak Peminat, Perahu di Wisata Kalimas Surabaya Ditambah
Sementara untuk menu gado-gado, dia menjelaskan ada rasa khasnya tersendiri yang tetap dipertahankan, yakni bumbunya dari kacang asli tanpa campuran.
"Soalnya ada bumbu gado-gado yang dicampur kentang, bahkan kerupuknya dicampur juga jadi bumbunya kental. Kalau kita memang lebih encer, tapi memang kacang asli,” tuturnya.
BACA JUGA: Jelang Libur Sekolah, Pengelola Wisata Kota Batu Siapkan Promo
Meskipun warung ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, soal harga anda tak perlu khawatir sebab masih terjangkau.
Satu porsi rujak cingur dan gado-gado dibanderol sebesar Rp16.000. (*)
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Buka Sayembara Desain Wisata Ampel, Yuk Ikutan!
Tonton Video viral berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News