Mencicipi Kopi Hamur Mbah Ndut di Malang, Sudah Berdiri Sejak 1923

Mencicipi Kopi Hamur Mbah Ndut di Malang, Sudah Berdiri Sejak 1923 - GenPI.co JATIM
Hamur Mbah Ndut salah satu kedai kopi yang pertama berdiri di kawasan Kayutangan Heritage. (Foto: M. Ubaidillah/GenPI.co Jatim)

"Kalau di sini kan rumahnya juga menunjang ya untuk spot. Ini rumah dari eyangnya istri saya, rumah punden bagi keluarga besar. Memang dari dulu dikenal rumahnya Mbah Ndut, karena tubuhnya gendut,” lanjutnya.

Menurut Rudi Haris bangunan ini tetap dipertahankan seperti aslinya. Terlihat dari bentuk dan jendela, demikian juga ubin yang masih berwarna kuning jelas memperlihatkan ciri khas rumah kuno.

Ciri khas lainnya dari Kopi Hamur Mbah Ndut adalah, perabot dan barang antik terpajang rapi di rumah ini. Mulai dari kursi dan lemari kayu lawas, teko, kaset, telepon, timbangan, tas koper, TV, hingga radio.

BACA JUGA:  Surabaya Gelar Festival Museum, Pamerkan Koleksi 4 Daerah, Yuk Datang!

“Di sini juga ada banyak barang-barang lama, jadi kami keluarkan ke depan. Seperti radio itu dibeli tahun 1961, kuitansinya juga masih ada. Harganya Rp6.900 waktu itu, belinya di Toko Srikandi dulu ada di perempatan situ,” cerita.

Bapak tiga orang putra ini mengaku selalu membiarkan pintu rumahnya terbuka ini membuka kedainya setiap hari mulai pukul 08.00 WIB dan biasanya akan tutup sementara menjelang magrib dan buka lagi setelah isya.

BACA JUGA:  Jadwal dan Harga Tiket Pesawat Surabaya-Makassar Akhir Agustus 2022

Rudi juga bercerita bahwa di awal pembukaan Kampoeng Kajoetangan ini, dirinya pernah kedatangan dua orang tamu dari Malaysia yang merupakan penikmat rumah-rumah heritage. (*)

Simak video berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya