Warga Banyuwangi Gelar Tradisi Maulid Nabi, Sudah Ada Sejak Abad 20

Warga Banyuwangi Gelar Tradisi Maulid Nabi, Sudah Ada Sejak Abad 20 - GenPI.co JATIM
Tradisi endhog-endhogan Banyuwangi. Sabtu (8/10/2022) ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi

GenPI.co Jatim - Warga Banyuwangi menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan menggelar tradisi yang sudah ada sejak abad 20.

Nama tradisi yang rutin digelar warga Banyuwangi saat Maulid Nabi Muhammad SAW adalah endhog-endhogan.

"Tradisi ini merupakan bentuk ekspresi kecintaan masyarakat Banyuwangi kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagai ungkapan rasa syukur, kami menysihkan sebagian rezeki untuk berbagi dengan tetangga meski hanya telur dan seancak nasi," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (8/10).

BACA JUGA:  Surabaya Art & Culture Festival Kembali Digelar, Catat Tanggalnya

Lanjut Ipuk, tradisi Endhog-Endhogan patut dilestarikan karena banyak terkandung nilai religiusitas dan sosial, seperti saling berbagi di masyarakat.

"Inilah bentuk nyata dari nilai utama Pancasila tentang gotong royong. Semua masyarakat terlibat dalam menyukseskan kegiatan," katanya.

BACA JUGA:  Rute dan Tiket Masuk Pantai Gondo Mayit, Surga Tersembunyi di Blitar

Tradisi Endhog-Endhogan ternyata sudah ada sejak paruh pertama abad 20.

Hal ini berdasarkan Cathetan Raden Sudira yang melakukan riset tentang Banyuwangi pada awal 30-an atas perintah peneliti Belanda, Theodoore Pigeaud.

BACA JUGA:  Gladys Collection, Tema Terbaru di Surabaya Fashion Parade 2022

"Dalam manuskrip yang kini tersimpan di Perpustakaan Universitas Indonesia itu, diterangkan tentang makanan yang tersaji pada perayaan Maulid Nabi. Yakni, ancak dan endhog-endhogan sebagaimana yang dikenal saat ini," kata penulis buku Islam Blambangan, Ayung Notonegoro.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya