
Jatim.GenPI.co - Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana menilai penanganan pengembangan wisata situs bersejarah memerlukan tata kelola yang spesifik dibandingkan dengan destinasi lain.
Menurutnya, tata kelola situs bersejarah tidak boleh memberikan efek buruk, seperti timbulnya kerusakan atau vandalisme.
BACA JUGA: Pemandian Air Panas di Kota Batu yang Harus Kamu Tahu
"Strategi besar pengelolaan situs bersejarah perlu dipikirkan dan dirumuskan dengan terlebih dahulu, untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang menghambat proses tersebut," ujar Ari saat ke BPBC Jatim, Senin (9/3).
Salah satunya antar sektor yang harus dicari titik temu. Situs bersejarah harus menjadi sentra ekonomi baru, menggandengkan dengan pusat wisata dan produk kreatif di sekitarnya.
"Yang perlu dipikir menyelesaikan berbagai persoalan antarsektor yang terlibat dan dicarikan titik temu, sehingga pengelolaan berbagai situs dan peninggalan bersejarah dapat dilakukan secara optimal," katanya.
Tak hanya itu, ia juga mendorong adanya even yang melibatkan situs sejarah.
"Penyelenggaraan event, juga sebaiknya disertai pengembangan usaha-usaha kreatif, seperti produk-produk kreatif, souvenir yang memanfaatkan kekhasan situs," jelasnya.
BACA JUGA: Asyik Pemkab Bojonegoro Buka Lagi Wisata Khayangan Api
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News