Petani Ngawi Pilih Tanam Jagung Saat Kemarau, ini Alasannya

Petani Ngawi Pilih Tanam Jagung Saat Kemarau, ini Alasannya - GenPI.co JATIM
Petani jagung di wilayah Kasreman, Ngawi, Jawa Timur menjemur hasil panennya untuk dijual dalam bentuk kering pipil, Senin (24/5/2021). Memasuki musim kemarau, petani didorong untuk menanam palawija seperti jagung yang irit air irigasi. (ANTARA/Louis Rika)

Jatim.GenPI.co - Musim kemarau akan segera tiba, salah satu petani di Kabupaten Ngawi Parno mulai menanam jagung.

Ia mengatakan lahannya memang hanya mengandalkan dari air hujan, namun hasil panennya di musim jelang kemarau cukup bagus kualitasnya.

BACA JUGA: Petani di Situbondo Sampai Rela Hitung Jumlah Bulir Padinya

"Untuk per hektare lahan jagung jika kondisi kebutuhan air dan pupuknya terpenuhi maka mampu menghasilkan 6-7 ton. Namun, jika di lokasi yang sangat sulit air perkiraan sekitar 3 ton per hektare," kata Parno, Senin (24/5) kemarin.

Ia menjelaskan dengan biaya produksi yang minim, petani jagung masih untung. Terlebih saat ini harga di pasaran cukup tinggi, yakni dari Rp 5.000 per kilogram untuk jagung kering pipil.

Nah, melihat adanya nilai ekonomi. Akhirnya dia memutuskan untuk menanam jagung dibanding padi.

Terlebih wilayah Kasreman tergolong daerah yang sulit air saat musim kemarau berlangsung.

Guna memaksimalkan budi daya jagung, lanjutnya, petani jagung di Kabupaten Ngawi membutuhkan alat "planter" untuk menanam dan mesin selep jagung untuk memaksimalkan hasil panen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya