GenPI.co Jatim - Kementerian Pertanian terus mendorong milenial untuk mau terjun ke sektor pertanian.
Kaum milenial ini dinilai memiliki pengetahuan baru dan pemikiran modern yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Kementan memang tengah menggenjot program yang dibutuhkan untuk regenerasi dalam sektor pertanian.
Berdasarkan data Kementan, petani yang berusia di atas 40 tahun di Indonesia sebanyak 70 persen dan sisanya merupakan di bawah usia 40 tahun.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, faktor yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian adalah inovasi dan teknologi.
Pihknya juga berupaya untuk meningkatkan produktivitas dari sumber daya manusia (SDM), yang berarti jika ingin hasil pertanian meningkat maka SDM harus mumpuni dan mengikuti perkembangan teknologi.
"Pembangunan pertanian belum cukup kalau bicara inovasi, utamanya bagaimana meningkatkan SDM. Sehingga SDM ini mampu mengimplementasikan inovasi dan sarana itu dengan baik," ujar Dedi, Selasa (28/3).
Pengetahuan dan penguasaan teknologi pertanian yang didapat mahasiswa yang didapat dari bangku kuliah. Harapannya ikut menyumbang meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Indonesia.
Lebih lanjut Dedi menuturkan, Kementan saat ini memiliki 2.200 duta petani milenial atau petani andalan.
Mereka ini lah yang akan menjadi contoh petani lainnya dalam proses mengolah hasil pertanian yang mampu meningkatkan hasil produksi.
"Selain itu penerapan smart farming dapat memberikan efisiensi biaya dan waktu produksi, peningkatan kualitas dan skala usaha," katanya.
Smart Farming merupakan program membangun ekosistem pemberdayaan petani milenial.
Melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital (IoT) dari hulu ke hilir, serta meningkatkan inklusi keuangan terutama melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News