Kasus HIV/AIDS Surabaya Tertinggi, Skrining Digenjot

18 Januari 2022 19:00

GenPI.co Jatim - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya buka suara terkait temuan kasus pengidap HIV/AIDS yang mencapai 32 pasien.

Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Jawa Timur pada 2021 yang lalu.

Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina menerangkan, tinggi angka kasus HIV/AIDS di Kota Pahlawan dikarenakan intensitas skrining, sebagai langkah deteksi dini yang dilakukan oleh pihaknya.

BACA JUGA:  Pria Botak Memiliki Nafsu Tinggi di Ranjang, Benarkah?

"Jadi, kami melakukan (skrining) kepada kelompok beresiko, seperti kepada waria, pekerja seks hingga pengguna narkoba suntik," kata Nanik kepada awak media melalui press conference di kantornya, Selasa (18/1) sore.

Tak hanya pada kelompok dengan resiko saja, langkah skrining, sosialisasi dan edukasi juga dilakukan kepada kelompok rentan tertular HIV/AIDS, seperti ibu hamil, calon pengantik, pekerja hiburan, anak buah kapal (ABK) dan pekerja pabrik.

BACA JUGA:  Mengejutkan, Mengambil Napas Dalam Punya Sejuta Manfaat

"Selain itu, langkah deteksi dini juga kami lakukan kepada pasien dengan penyakit tertentu dengan kemungkinan disertai HIV, seperti TB, infeksi menular seksual (ims), pneumoni, dermatitia kronis dan diare," imbuhnya.

Pemeriksaan, kata Nanik, dilakukan di 63 puskesmas se-Kota Surabaya. Kemudian, di 54 rumah sakit dan satu klinik berbasis komunitas serta satu klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

BACA JUGA:  4 Jenis Sensasi Kepuasaan Pada Wanita, Kamu yang Mana?

Kemudian, pihaknya juga menyediakan layanan gratis untuk pemeriksaan HIV/AIDS di 13 puskesmas dan 10 rumah sakit.

"Penemuan HIV ini seperti yang telah disampaikan kemarin mencapai 323 kasus, memang angkanya besar. Tetapi, kami harap itu bisa kami kendalikan," ujarnya.

Berdasarkan data Dinkes Kota Surabaya, penderita HIV/AIDS di Kota Surabaya paling rentan menyerang usia 25-45 tahun. Sedangkan, untuk ketegori jenis kelamin, penyakit ini lebih banyak menjangkit pria.

"Jenis kelamin banyak laki-laki 73 persen, lebih banyak ketimbang wanita," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya segera mengambil langkah menekan pertumbuhan angka kasus HIV/AIDS di Kota Pahlawan.

Tjutjuk menyebut, melalui data Dinkes Jawa Timur, jumlah temuan HIV/AIDS di Kota Pahlawan jadi yang nomor satu di Jawa Timur, pada tahun 2021.

Angka kasus di Kota Surabaya terhitung 323 pasien, kemudian disusul Kabupaten Banyuwangi 186 pasien dan Kabupaten Jember 174 pasien.

"Jangan lupa bahwa kita punya target Three Zero 2030. Artinya tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada diskriminasi di tahun 2030," kata Tjutjuk melalui keterangan tertulis, Senin (17/1).

Tingginya angka kasus ini, kata dia, harus segera dilakukan penanganan dan dibarengi penerapan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk pendidikan seksual bagi anak-anak sekolah.

"Saya memahami penanganan Covid-19 merupakan prioritas utama, tapi bukan berarti kita bisa mengesampingkan permasalahan lainnya. Apalagi kasus HIV/AIDS di Kota Surabaya ini tertinggi di Jawa Timur," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM