Serial Layangan Putus Viral, Sosiolog UMM Beberkan Dampaknya

31 Januari 2022 18:30

GenPI.co Jatim - Web series Layangan Putus ramai menjadi perbincangan di awal tahun 2022.

Serial film yang mengangkat kisah perselingkuhan ini sukses menjadi tontonan masyarakat Indonesia. Namun, di balik itu semua series Layangan Putus juga dapat membawa dampak dalam kehidupan masyarakat.

Kepala Program Studi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Luluk Dwi Kumalasari mengatakan, serial ini tak hanya memengaruhi kalangan dewasa tetapi juga anak-anak.

BACA JUGA:  UMM Luncurkan Profeed, Makanan Praktis untuk Sapi

Dia menilai, anak-anak yang terpapar konten layangan putus ini dapat berdampak negatif bagi pola pikir mereka.

Anak-anak jadi mengenal perselingkuhan, perceraian, dan ketidakharmonisan pada keluarga di usia yang masih sangat muda.

BACA JUGA:  Keren, Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi untuk Down Syndrome

Luluk pun mengingatkan kepada setiap orang tua untuk memberikan pemahaman lebih kepada anak terkait dinamika yang terjadi di dalam rumah tangga.
Dirinya juga meyarankan orang tua untuk membatasi konten media sosial.

“Sebenarnya series ini sudah dibatasi untuk segi umur. Namun viralnya film ini di beberapa media sosial membuka akses bagi anak-anak untuk menonton. Orang tua juga harus berperan dalam edukasi, atau paling aman menggunakan fitur Tiktok kids,” ungkap Luluk pada GenPI.co Jatim, Senin (31/1).

BACA JUGA:  Keren! Dosen UMM Ubah Kotoran Sapi Jadi Bermanfaat

Luluk menjelaskan, layangan putus ini bisa memunculkan rasa khawatir terhadap pasangannya akan melakukan perselingkuhan yang serupa.

Bahkan, kata dia, paling mengkhawatirkan bila yang dipikirkan perselingkuhan dan perceraian merupakan fenomena yang sering terjadi.

Luluk pun menyarankan, untuk meredam kekhawatiran itu setiap pasangan suami istri harus menyadari hak dan kewajiban rumah tangga. Dengan begitu potensi berselingkuh tidak dapat muncul atau bahkan menghilang.

“Saya percaya jika masing-masing pasangan telah melakukan hak dan kewajibannya secara benar maka kekhawatiran berselingkuh akan hilang. Selain itu menumbuhkan kepercayaan juga dapat melawan kekhawatiran,” kata dosen kelahiran Jombang itu.

Pun demikian, Luluk menyebut, serial ini juga memberikan pembelajaran yang bagus bagi pasangan suami istri.

Salah satunya mengenali tanda-tanda perselingkuhan. Banyak wanita yang menghindari perceraian meskipun mengalami kasus perselingkuhan atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Hal itu tidak lepas akan penyematan status janda yang dianggap buruk oleh masyarakat sekitar.

“Saya paham bahwa alasan bercerai atau tidak itu sangat personal, entah karena anak ataupun karena percaya bahwa pasangan akan berubah. Namun ketika alasannya adalah karena janda merupakan sesuatu buruk, film layangan putus telah mematahkan pendapat tersebut,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM