Aturan PTM Berubah-ubah, Berikut Tips Bunda jaga Semangat Belajar

19 Februari 2022 19:30

GenPI.co Jatim - Covid-19 kembali mengalami kenaikan. Pemerintah pun beralih lagi ke pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. 

Kouta siswa dalam kelas dibatasi 50 persen untuk daerah berstatus PPKM level 2. Daerah lain dengan PPKM Level 1, 3 dan 4 tetap mengikuti ketentuan SKB 4 menteri.

Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB) Malang Ari Pratiwi memberikan tips PTM di rumah yang menyenangkan. 

BACA JUGA:  Skema Belajar Tatap Muka di Surabaya Berubah Lagi, ini Detailnya

“Mereka kan termasuk baru memulai adaptasi dari rumah ke sekolah sekarang di rumah lagi. Tentu hal ini membuat anak anak akan merasa tidak pasti," ujarnya, Jumat (18/2). 

Karena itu, penting untuk membuat anak nyaman dengan belajar secara fleksibel. Ajarkan pada anak untuk tidak kaku. 

BACA JUGA:  Aturan Baru Pembelajaran Tatap Muka di Jatim untuk daerah Level 2

“Orang tua mengajarkan sikap fleksibel sebab kalau kaku malah membuat anak anak stress di rumah, perilaku mereka tidak terkendali dan jika direspons negatif oleh orang tua malah akan membuat konflik,” katanya. 

Ari juga mendorong orang tua memahami mood atau perasaan anak. Sebab, kata Ari, ada potensi anak-anak sudah semangat tapi ternyata saat waktunya belajar di rumah justru malas. 

BACA JUGA:  PTM SMA di Kota Malang Tunggu Instruksi Pemprov Jatim

Sebaliknya juga, saat mereka sudah semangat belajar di sekolah, malah keinginannya hilang karena aturan yang berubah-ubah. 

“Ini perlu orang tua memahami perasaan misal bilang oh lagi semangat ya ke sekolah tapi sayang kita sekarang belajar di rumah dulu ya,” katanya. 

Perlu juga bagi anak untuk mengatur waktu dan menjalankannya dengan konsisten. Dia menyarankan orang tua membuat aturan, meski belajar di rumah perilakunya harus sama ketika belajar di sekolah. 

Bisa juga dengan menerapkan aturan untuk bangun pagi. “Jangan sampai tidak teratur, ritmenya sama konsisten, meski di rumah ya tetap bangun pagi sehingga ritmenya terjaga,” katanya.

Orang tua juga perlu membuat catatan kapan sang anak belajar. Ari juga menyarankan bagi orang tua yang keduanya bekerja untuk membuat catatan jadwal berlajar secara teratur. 

Jadwal tersebut agar untuk mengantisipasi lebih awal jika anak belajar di rumah, sementara orang tua harus bekerja.

“Kalau anak terjadwal belajar di rumah, sementara orang tua bekerja ini akan repot maka perlu ada catatan jadwal sehingga bisa diantisipasi lebih awal,” sambungnya.

Keempat sekolah harus ciptakan situasi yang nyaman. Ari menyarankan sekolah menciptakan situasi yang nyaman di saat kebijakan PTM bisa berubah tiap waktu. Sebab selama ini jika pembelajaran di rumah bisa terjadi metode komunikasi lebih dari satu arah. Artinya, perlu ada adaptasi kembali baik dari guru maupun siswa.

“Guru sudah pernah mengajar full di sekolah dan sekarang tidak penuh lagi tentu mereka harus menyamakan lagi. Guru harus berikan hal yang sama meski ada siswa yang belajar di rumah. Tentu guru harus mampu mengatur ini,” tuturnya.

Pada siswa SMP dan SMA yang mulai terbiasa dengan kerja kelompok harus kembali juga belajar dari rumah, Ari menilai akan menjadi tantangan untuk guru. 

“Guru sudah mulai konsisten ritmenya sekarang berubah lagi. Tentu kuncinya adaptasi sebab kesulitan tidak hanya dialami guru tapi siswa dan orang tua,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM