Tips Menjaga Anak Saat Belajar Daring, Orangtua Tak Perlu Stres

22 Februari 2022 07:00

GenPI.co Jatim - Kasus covid-19 varian Omicron kembali melonjak, perguruan tinggi maupun sekolah terpaksa menerapkan pembelajaran daring atau jarak jauh (PJJ).

Orangtua memegang peran penting dalam berjalannya sistem PJJ. Di satu sisi memastikan kesehatan anak dan di sisi lain memaksimalkan proses belajar anak.

Kendati demikian, terkadang tidak mudah menghadapi anak, karena itu orangtua bahkan guru perlu memerhatikan beberapa strategi dalam memaksimalkan belajar anak di rumah berdasarkan fungsi hopitalamus ala dosen UNESA.

BACA JUGA:  Tanda Wanita Sulit Capai Kepuasan, Pria Wajib Tahu

Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengeluarkan hormon yang membantu mengendalikan organ dan sel tubuh.

Hipotalamus berfungsi memastikan semua sistem tubuh berjalan dan stabil.

BACA JUGA:  7 Tips Buat Ranjang Kian Panas, Istri Semakin Sayang

Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Unesa, Kartika Rinakit Adhe, S.Pd.,M.Pd., mengatakan bahwa orangtua perlu mengenal karakteristik anak-anaknya.

"Berdasarkan fungsi hormon hipotalamus, orang tua harus atau guru membedakan pendekatan dalam mendidik atau membimbing anak laki-laki dan perempuan," kata Kartika tertulis, Senin (21/2).

BACA JUGA:  Jangan Sepelekan Perubahan Pola Tidur, ini Dampaknya Pada Tubuh

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendidik atau membimbing anak laki-laki sebagai berikut, anak laki-laki tidak banyak bicara dan ketika ditanya dia sering memberikan jawaban-jawaban yang singkat.

"Jika ingin mengajak anak laki-laki berbicara, pancinglah dia untuk bercerita dengan cara bercerita terlebih dahulu," ujarnya.

Anak laki-laki sulit memahami kata-kata yang terlalu panjang dan bertele-tele. "Jadi saat berkomunikasi usahakan bicara to the point dan gunakan kalimat yang mudah dimengerti anak," terangnya.

Kartika menerangkan, otak laki-laki tidak dirancang untuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Oleh karena, jangan ajak anak berkomunikasi saat dia melakukan kegiatan yang lain karena tidak akan berjalan efektif.

"Anak laki-laki kurang menyukai kontak mata. Coba memancingnya agar terbuka atau curhat dengan cara melibatkan diri dengan kegiatannya lewat beragam aktivitas fisik yang anak sukai," jelasnya.

Anak laki-laki memiliki fisik yang kuat dan sangat menyukai aktivitas fisik, maka jika ingin berkomunikasi secara efektif dengan anak laki-laki ajak untuk melakukan aktivitas yang disukai dengan mengajaknya bicara secara perlahan disela-sela aktivitas tersebut.

"Anak laki-laki butuh menyalurkan emosi saat sedang kecewa atau marah. Jangan melarangnya menangis atau memarahinya lebih baik tanyakan kondisinya agar ia tetap merasa diperhatikan dan jangan paksa anak langsung bercerita masalahnya, biarkan dia mengelola emosinya dulu," ungkapnya.

Sementara itu untuk perempuan, beberapa pendekatan penting yang harus diperhatikan dalam mendidik atau berinteraksi, yaitu sebagai berikut.

Kartika menyebut bahwa anak perempuan sangat suka bercerita atau curhat tentang apapun kejadian yang dialaminya. Ketika sedang berkomunikasi imbangi dengan menjadi pendengar yang baik.

"Ketika anak perempuan melakukan kesalahan jangan menegur secara langsung tetapi bicarakan baik-baik tanpa emosi," jelasnya.

"Ajak anak bicara berdua dari hati ke hati sehingga anak tidak merasa disalahkan dengan begitu anak akan memahami dan merasakan empati dari lawan bicaranya," lanjutnya.

Kartika menyebut, indra penglihatan anak perempuan mampu menganalisis informasi dan kemampuan otaknya dengan cepat menggabungkan dan mengolah informasi lisan, visual, dan tanda-tanda lainnya.

Oleh karena itu, jika ingin berkomunikasi dengan anak perempuan maka tataplah kedua matanya.

"Perempuan adalah makhluk perasa. Sentuhan menjadi cara yang efektif untuk menenangkan anak perempuan yang sedang dalam masalah atau dilanda kesedihan. Berikan sentuhan lembut kepada mereka sebelum mengajaknya berbicara agar komunikasi tersebut bisa efektif," ujarnya.

Lebih lanjut, perempuan cenderung lebih baik dalam mengingat, memahami dan mengetahui cara merespon dalam segala situasi sosial. Sehingga, agar komukasi bisa diterima, dekati anak secara perlahan dan ajak bicara dari hati ke hati dengan nada yang lembut.

"Pendekatan ini cenderung membuat anak melunak," kata dia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM