Dosen UMM Beri Tips Menu Berbuka dan Sahur agar Puasa Lancar

15 April 2022 21:00

GenPI.co Jatim - Saat puasa Ramadan tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama kurang lebih 14 jam.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dr. Khanza Zatalini mengatakan, tubuh tetap membutuhkan gula untuk memperoleh energi yang disebut glukosa.

“Namun saat puasa, asupan makanan kita menjadi sedikit. Oleh karenanya, glukosa dan glikogen akan cepat dipecah oleh tubuh," ungkap dosen muda tersebut pada GenPI.co Jatim, Jumat (14/4).

BACA JUGA:  Puasa Tak Membuat Organ Sensitif Pria Loyo, Kata Dokter Boyke

Setelah glukosa dan glikogen habis, kata dia, tubuh akan mulai memecah lemak sebagai sumber energi.

Kondisi tersebut sebenarnya menguntungkan bagi tubuh, karena tubuh dapat memecah lemak secara alami.

BACA JUGA:  Resep Es Campur Panacotta, Segar untuk Berbuka Puasa

Namun yang terjadi di beberapa orang justru kenaikan berat badan setelah Ramadan berakhir. Hal ini terjadi karena asupan makanan yang berlebih saat buka puasa dan di malam hari.

Masyarakat Indonesia cenderung membeli gorengan maupun takjil yang manis-manis saat berbuka puasa.

BACA JUGA:  Jadwal Buka Puasa Surabaya dan 8 Daerah Lain di Jatim

Menurutnya, berbagai makanan dan minuman tersebut mengandung karbohidrat simpleks yang kurang baik untuk tubuh.

Karbohidrat simpleks sangat mudah diserap oleh tubuh. Namun karena tidak ada aktivitas pengeluaran energi yang berat di malam hari, maka glukosa dalam makanan tidak diolah menjadi energi.

"Glukosa yang masuk ke dalam tubuh akan menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan kadar gula dalam darah. Jika asupan gula darah meningkat, maka akan menimbulkan penumpukan lemak,” lanjutnya.

Agar nutrisi tetap seimbang saat Ramadan, Acha menyarankan untuk memperhatikan asupan nutrisi saat sahur maupun berbuka.

Saat sahur sebaiknya mengonsumsi makanan yang lama dicerna oleh tubuh, seperti karbohidrat kompleks.

Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, di antarnya kentang, pisang, beras merah, ubi-ubian serta sayur-sayuran.

Tak hanya itu saja, tubuh juga membutuhkan asupan makanan tinggi protein yang dapat membuat kenyang lebih lama seperti tempe, tahu, daging ayam maupun ikan.

"Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan air," katanya.

Disarankan agar masyarakat menghindari konsumsi teh atau kopi saat sahur. Hal ini dikarenakan kedua minuman tersebut bersifat diuretik atau memicu keinginan untuk buang air secara terus menerus.

"Hal itu membuat tubuh rawan akan dehidrasi,” jelas Acha.

Sementara untuk berbuka puasa, Acha menyarankan agar masyarakat mendahulukan makan kurma dan minum air putih.

Hal tersebut akan membantu tubuh dalam memenuhi kebutuhan glukosa dan air tanpa membuat tubuh terbebani.

Setelah itu dilanjutkan dengan makan nasi dan sayuran sehabis menunaikan ibadah solat magrib.

“Untuk menghindari peningkatan asam lambung saat berbuka, masyarakat juga disarankan untuk mengurangi asupan memakan makanan pedas, kopi, makanan tinggi garam seperti gorengan serta makanan bersantan,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM