GenPI.co Jatim - Generasi milenial saat ini sudah seharusnya bisa mengatur keuangannya sendiri. Apalagi generasi sekarang sudah dituntut untuk bisa mandiri secara finansial agar dapat menggapai kesejahteraannya di masa depan.
Cara mengatur keuangan sejak dini juga dapat memicu munculnya karakter bertanggungjawab atas keinginan pribadi.
Dosen Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Novi Puji Lestari memberikan beberapa cara untuk mengatur keuangan secara mandiri.
Menurutnya, berdasarkan hasil riset yang dilakukan pada 2021, generasi sekarang sudah banyak yang berusaha untuk menggapai kemandirian secara finansial tidak diiringi dengan perencanaan keuangan yang bagus.
Terlebih lagi pada kebiasaan anak muda yang mendahukukan gengsi dari pada kebutuhannya.
“Misalnya, hanya beli teh saja harus ke mall demi kelihatan bergengsi. Padahal biayanya pasti lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya. Selalu mengedepankan keinginan bukan kebutuhan, sehingga ini yang menyebabkan perencanaan keuangan tidak bagus,” ujar Novi kepada GenPI.co Jatim, Selasa (7/6).
Novi juga memberikan solusi serta perilaku-perilaku yang perlu dihindari oleh anak muda, salah satunya dengan menjauhi pengeluaran yang tidak menjadi prioritas utama.
Selain itu, mengedepankan dan mengupayakan apa yang menjadi prioritas. Apalagi, ekonomi adalah faktor terpenting untuk membangun keluarga yang stabil secara finansial.
Menurutnya, anak-anak muda juga bisa membagi keuangan menjadi tiga bagian yakni living, saving dan playing. Adapun Novi menawarkan solusi terbaik dalam mengatur keuangan yakni 30% saving, 50% living dan 20% playing.
"Memahami manajemen keuangan sejak dini juga penting, karena kalau sudah berpenghasilan pasti sudah bisa menyisihkan secara mandiri. Kebiasaan ini yang harus tumbuh pada generasi sekarang," imbuhnya.
Dengan demikian, dengan memiliki sifat manajemen keuangan sejak dini dapat melatih kebiasaan anak muda untuk tidak sembarangn mengeluarkan uang. Sehingga di masa depan anak muda tidak sukar untuk melakukannya ketika dewasa kelak.
"Manfaat jangka pendeknya, kita jadi punya saving dan bisa investasi di usia muda. Untuk jangka panjang, kita bisa menyiapkan diri dalam kehidupan berkeluarga kelak. Apalagi mengingat kalau ekonomi adalah faktor penting untuk keutuhan keluarga,” bebernya.
Lebih lanjut, strategi lain yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teori pendapatan, konsumsi dan saving.
Meskipun tidak terlalu besar, namun jika diupayakan rutin tiap bulan dan tidak diambli kecuali keadaan mendesak, maka anak muda akan terbiasa menabung.
"Saya percara ada banyak cara yang bisa dikerjaan generasi sekarang untuk menjadi uang. Semisal membuka usaha kecil-kecilan dengan komitmen tinggi pasti akan memiliki keuntungan yang besar. Apalagi sekarang teknologi sangat mendukung," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News