Bisnis Thrifting Masih jadi Tren di Malang, bak Mencari Emas

14 Agustus 2022 22:00

GenPI.co Jatim - Bisnis thrifting atau baju impor bekas terus menggeliat di beberapa daerah, tak terkecuali Kota Malang.

Banyak anak muda yang melirik thrifting sebagai alternatif fesyen branded dengan harga ramah kantong.

Padahal sebelumnya, ada aturan yang melarang bisnis tersebut karena alasan kesehatan. Akan tetapi, aturan itu seakan-akan dihiraukan karena ingin tampil modis.

BACA JUGA:  Baju Impor Bekas Dilarang, Pedagang di Malang Tak Risau

Salah satu penikmat thrifting Zhafran menuturkan alasannya membeli baju bekas adalah tergiur merek ternama dengan harga yang sangat murah.

"Brand ternama di thrifting harganya miring. Bahkan enggak sedikit dari mereka (pebisnis trifhting, red) menjual dengan kondisi yang sangat bagus," ucapnya saat dijumpai GenPI.co Jatim, Minggu (13/8).

BACA JUGA:  Tips Berburu Barang Impian di Thrifting

Baju thrifthing memang menjadi tren saat ini. Bahkan, dia mengibaratkan seperti seperti mencari harta karun.

Bila beruntung, bisa mendapat pakaian branded, namun dengan harga yang sangat murah.

BACA JUGA:  J-Fest, Ajang Berburu Thrifting Keren, Harga Miring

Sensasi seperti itulah yang dirasakan Zhafran ketika membeli baju bekas.

"Katakanlah jaket Adidas baru bisa mencapai Rp 500-700 ribu, di trifth saya bisa dapai dengan harga Rp 250.000 atau bahkan di bawahnya. Bahkan di situ ada pula merek ternama seperti The North Face, Nike, Dickies dan sebagainya dijual dengan harga miring," imbuhnya.

Senada dengan Zhafran, penikmat thrift kainna Nurul Hikmah menuturkan bahwa membeli baju bekas juga bisa menyelamatkan lingkungan.

Dia menyebut, fashion waste merupakan salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan.

"Kalau dilihat-lihat fashion waste juga sampah yang belum tahu mau diapain. Nah trifth ini salah satunya. Kan mereka menjual baju layak pakai," kata Nurul.

Dia tak menampik, dengan harga yang sangat miring tentu dapat diketahui kualitas pakaian yang dibelinya. Akan tetapi disisi lain, harga miring juga tidak menjamin jika pakaian tersebut jelek atau hanya dianggap sebagai sampah.

"Memang ini sampah yang dijual. Kan bekas artinya dibuang. Akan tetapi kalau dicuci dengan baik tau caranya ini masih layak," pungkasnya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM