Guru Besar Unair Bagikan Tips Mengatasi Trauma Perselingkuhan

16 Oktober 2022 13:30

GenPI.co Jatim - Guru Besar Fakultas Psikologi Unair membagikan tips mengatasi trauma perselingkuhan.

Prof. Nurul Hartini mengatakan, perselingkuhan bisa terjadi terhadap pasangan karena adanya perilaku yang melanggar komitmen.

Sekalipun kecil, perselingkuhan tetap akan berdampak dapat menimbulkan dampak psikologis.

BACA JUGA:  Warga Mojokerto ini Aniaya Pria Diduga Selingkuhan Istri, Begini Kronologinya

“Setiap kejadian yang tidak diinginkan dapat menimbulkan situasi stres yang secara psikologis tidak sehat. Namun sekali lagi bila dikatakan traumatis, maka kita harus mengaitkannya terhadap kualitas dan kuantitas kejadian,” sebutnya.

Nurul memberikan tips mengatasi trauma perselingkuhan.

1. Strategi coping atasi trauma

BACA JUGA:  Diisukan Berselingkuh dengan Reza Arap, Rossa Skakmat Netizen

Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma dengan evaluasi diri. Setelah itu, melakukan strategi coping.

Nurul menjelaskan, coping merupakan respons pikiran dan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi konflik akibat kejadian perselingkuhan.

BACA JUGA:  Wendy Walters Ungkapkan Perselingkuhan Reza Arap, Tersusun Rapi

Dirinya menyarankan agar orang terdekat untuk memberikan bantuan dukungan semosional.

“Jika merasa belum membaik, maka dibutuhkan penanganan yang lebih profesional, jadi disarankan untuk melakukan konsultasi ke psikolog,” katanya.

2. Penyebab perselingkuhan

Dosen yang menekuni bidang konseling dan psikologi keluarga itu mengungkapkan, ada banyak faktor orang selingkuh. Mulai dari fisik, finansial, psikologis, hingga budaya.

“Ada beberapa kelompok yang justru menganggap perselingkuhan merupakan sebuah peningkatan harga diri, sehingga perselingkuhan menjadi hal-hal yang ditoleransi meski melanggar nilai dan norma,” jelasnya.

Namun, perselingkuhan tidak akan terjadi bisa pasangan sama-sama menjaga hubungan.

"Jangan melakukan perilaku-perilaku berisiko melanggar komitmen. Salah satunya adalah dengan menjalin relasi yang tidak wajar, yang mengarah pada kedekatan-kedekatan tertentu dengan lawan jenis,” katanya.

3. Memegang komitmen

Komitmen adalah kunci pasangan tetap harmonis. Nurul pun meningatkan untuk selalu menjadi orang yang menjaga komtimen hubungan.

“Sekali kita melanggar, pastinya akan sangat sulit membangun kembali kepercayaan pasangan. Untuk itu jagalah komitmen pernikahan Anda agar kita dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang tidak kita ciderai dengan hal-hal yang negatif,” imbaunya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM