Ternyata Ulat Hongkong Miliki Kandungan Bagus Obati Stunting

04 Maret 2021 12:00

GenPI.co - Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) biskuit berbahan ulat hongkong. Cemilan yang diberi nama Biskot ini diklaim mampu digunakan pengobatan terhadap anak-anak yang mengalami kekerdilan (stunting)..

Anggota tim peneliti, Sularso mengatakan, inovasi lahir dari keinginan untuk terus mengembangkan produk pertanian agar bisa bermanfaat bagi dunia kesehatan.

Termasuk masalah kekerdilan yang menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2014 sebanyak 24,5 persen balita masih mengalaminya.

"Indonesia merupakan negara dengan prevalensi kekerdilan terbesar kelima, yakni 36 persen (dari 7.547 jumlah anak stunting) pada tahun 2019," ujar Sularso, Rabu (3/3).

Menurutnya, kandungan protein pada larva ulat hongkong cukup tinggi mencapai 47,44 persen. Dengan kadar lemak sekitar 21,84 persen, serta asam amino berupa taurin sebesar 17,53 persen. 

Tiga komponen itu dibutuhkan pada masa tumbuh kembang anak. Taurin misalnya, merupakan asam amino terbanyak kedua dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter. 

Tauirn juga berperan penting dalam proses pematangan sel otak. “Ulat hongkong atau mealworm biasanya dibudidayakan hanya untuk dijadikan pakan unggas, karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi," lanjutnya. 

Kendati hanya dikenal sebagai pakan unggas, namun sebenarnya ulat ini termasuk dalam ordo coleoptera yang merupakan ordo keempat. Artinya paling banyak dikonsumsi manusia. 

Cara mengolahnya cukup mudah, ulat hongkong dicuci bersih, kemudian dikeringkan (oven). Selanjutnya dihaluskan menggunakan blender dan disaring airnya. Baru dicampur ke dalam adonan dari terigu, gula, dan telur.

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Nur Fadillah, Sularso, Yasri Rahmawati, Hendarto, dan Zuhdan Alaik di bawah bimbingan Dr. Dedes Amertaningtyas, ini berhasil memboyong medali perak dalam ajang Asean Innovative Science Environmental and Enterprenuer Fair (AISEEF) 2021.

AISEEF merupakan kompetisi internasional tahunan antar universitas se- Asia dalam bidang science, lingkungan dan entrepreneurship.

AISEEF diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada 18 sampai 22 Februari 2021. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM