Awas Jangan Sering Memendam Emosi, Bahaya Banget

11 September 2021 18:30

Jatim.GenPI.co - Bagi sebagian orang mungkin terbiasa untuk memendam emosi dan tidak bisa mengekspresikannya ke luar. Padahal jika hal ini dilakukan bahaya banget loh.

Melansir dari Hellosehat, memendam emosi bisa menimbulkan bahaya dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Ketika emosi tidak dikeluarkan, energi negatif hasil dari emosi tersebut tidak pergi dari tubuh dan akan tertahan dalam tubuh.

BACA JUGA:  Merasa Lebih Mudah Emosi, Mungkin Tanda Stres

Berikut ini beberapa bahaya memendam emosi bagi kesehatan:

1. Meningkatkan risiko penyakit dan kematian

BACA JUGA:  Dokter Boyke Bagi Tips Hubungan Tetap Hangat di Ranjang

Energi akibat dari emosi merupakan energi yang tidak sehat bagi tubuh. Energi dari emosi yang ditekan bisa menjadi penyebab dari tumor, pengerasan arteri, kaku sendi, serta melemahkan tulang, sehingga hal ini dapat berkembang menjadi kanker.

Serta melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan membuat tubuh rentan terhadap penyakit.

BACA JUGA:  Manfaat Pepaya untuk Pria, Langsung Tokcer Urusan Ranjang

Nah, orang yang terbiasa memendam emosinya akan membawa pikiran negatif dalam tubuh yang dapat menganggu keseimbangan hormon. Hal ini meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kerusakan sel, seperti kanker.

Beberapa ahli menyarankan untuk dapat mengutarakan emosi yang dirasakan, terutama emosi yang menyedihkan, agar kesehatan mental tetap terjaga.

2. Rentan terhadap inflamasi (peradangan)

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi dan kerentanan terhadap inflamasi atau peradangan.

Peneliti Finlandia melaporkan bahwa orang-orang dengan diagnosis ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi, juga dikenal sebagai Alexythymia, memiliki kadar zat kimia inflamasi, seperti protein C-reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP) dan interleukin (IL-6), yang lebih tinggi dalam tubuh. CRP merupakan penanda inflamasi untuk jantung koroner.

Studi lainnya yang dilakukan oleh Middendorp, et al. (2009) pada penderita rheumatoid arthritis menemukan bahwa orang-orang yang didorong untuk bertukar perasaan dan mengekspresikan emosi akan memiliki kadar penanda inflamasi dalam darah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memendam perasaan mereka untuk diri mereka sendiri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM