Jatim.GenPI.co - Salah mengasuh anak bisa berpengaruh negatif pada anak. Seringkali tidak sadar menerapkan kekerasan terhadap anak.
Staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Ika Yuniar Cahyanti mengatakan, kekerasan terhadap anak dalam waktu panjang dapat berdampak serius.
Pada takaran yang lebih parah bisa menimbulkan trauma pada sang buah hati.
“Dampak psikologis kekerasan terhadap anak antara lain penarikan diri, ketakutan, tindak agresif, emosi yang labil, depresi, cemas, merasa minder, merasa tidak berharga, dan lain sebagainya,” ujarnya mengutip dari laman resmi Unair.
Biasanya, kata dia, tindakan kekerasan pada anak justru dilakukan oleh orang yang harusnya dapat dipercaya. Contohnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.
Untuk menghindari kekerasan pada anak, Ika mengungkapkan, cara yang bisa dilakukan yakni dengan menerapkan pola positive parenting dalam mendidik dan mengasuh anak mereka.
“Positive parenting atau pengasuhan positif adalah pola asuh yang dilakukan secara suportif, konstruktif, dan menyenangkan,” kata Ika.
“Suportif di sini adalah pemberian perlakuan yang mendukung perkembangan anak. Sedangkan, konstruktif sendiri artinya bersikap positif dengan menghindari kekerasan atau hukuman,” imbuhnya.
Pola pengasuhan positif dapay dilakukan dengan hal sederhana seperti membiasakan menggunakan kata-kata seperti tolong, maaf, salam, permisi, dan terima kasih.
Selain itu, orang tua juga harus memberikan contoh dan arahan yang baik pada anak mereka jika diperlukan.
“Memberikan kepercayaan anak sebagai problem solver juga efektif untuk menerapkan pola pengasuhan positif ini. Jangan lupa juga untuk mengajarkan anak tentang disiplin waktu, tanggung jawab terhadap tugas serta barang miliknya, dan norma yang berlaku di masyarakat,” ungkapnya.
Ika menyarankan pada pola asuh yang positif juga diberikan pada ayah. Tidak hanya oleh ibu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News