GenPI.co Jatim - Kata-kata bayi tabung saat ini bukanlah hal yang awam bagi masyarakat. Beberapa orang bahkan telah menggunakan untuk mendapatkan momongan.
Lantas, bagaimana sebenarnya proses metode bayi tabung sendiri?
Dokter Spesialis Kandungan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari Prof. dr. Budi Santoso, SpOG (K) menjelaskan, bayi tabung adalah metode mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh.
"Tidak bisa bertemu secara alami," kata Budi, Jumat (26/11).
Hal itu dikarenakan adanya gangguan, sehingga proses pembuahan menjadi terganggu.
"Faktor buntunya saluran telur atau jumlah sel jantannya tidak bisa mencukupi untuk bisa hamil secara normal karena jumlah kadarnya sedikit," katanya.
Saat itulah, metode bayi tabung bisa digunakan untuk mendapatkan keturunan.
Pada pelaksanaannya terdapat beberapa metode, seperti skrining untuk mengetahui keadaan kondisi dari calon ibu dan suaminya.
"Kemudian stimulasi okulasi, mulai hari ke-3 sampai ke-11," jelasnya.
Sedangkan pada hari ke-12, proses dilanjutkan dengan melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah sel telur sudah cukup matang atau belum.
"Dari sana bisa tahu kadarnya dan selanjutnya dipertemukan dengan sel jantan," terangnya.
Ketika dinyatakan sudah siap, maka sel telur akan dipertemukan dengan sperma dan akan dilakukan pemantauan perharinya, tergantung kondisi dari embrio.
"Setelah ditanam diberi obat penguat supaya embrionya nempel. Baru ketika 12 hari dilakukan pengunguman kehamilan atau tidak dengan pemeriksaan darah," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News