GenPI.co Jatim - Bencana alam seperti erupsi Gunung Semeru, berdampak besar pada kehidupan manusia, salah satunya kepada anak-anak.
Anak-anak akan mengalami rasa trauma yang lebih besar dari pada orang dewasa.
Hal ini dikarenakan anak-anak masih belum mengetahui cara untuk mengutarakan apa yang tengah dialami.
Maka dari itu sebelum terlambat, diperlukan post-traumatic stress disorder (PTSD) kepada anak-anak korban bencana alam.
"Anak-anak juga bisa mengalami PTSD. Cuma mereka kadang manifestasi, dari trauma atau distressnya lebih kearah yang rewel," kata Psikolog Klinis SDM Rumah Sakit Adi Husada, Undaan Wetan, Kota Surabaya, Reisqita Vadika saat dihubungi GenPI.co Jatim, Senin (6/12) malam.
Kepekaan dari orang dewasa, dalam hal ini relawan sangat dibutuhkan untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan pada anak.
Caranya, yakni dengan melakukan pemenuhan kebutuhan dasar ketika si anak tiba lokasi pengungsian hingga mengajak aktif berkomunikasi.
"Kalau anak itu lebih tertekan, biasanya mereka mengalami rasa takut atau cemas itu lebih kelihatan," ujarnya Qiqi sapaan akrabnya
Sebab dirinya tak memungkiri, pasca dievakuasi ke tempat pengungsian terdapat anak-anak yang lebih memilih untuk menyendiri.
Pada fase inilah peran orang dewasa dibutuhkan untuk mendampingi si anak melewati dan mengatasi masa traumanya.
"Kalau misalnya dia masih ragu kita tawarkan, semisal ada buku bacaan atau mainan kecil. Kita bantu temenin, baru nanti kita ajak untik sama teman-temannya yang lain," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News