GenPI.co Jatim - Tim Pusat Penelitian Mitigasi, Kebencanaan, dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Surabaya melakukan kajian bencana erupsi Gunung Semeru, di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang,
Hasil penelitian mengetahui tipikal erupsi berupa awan panas berkecepatan 200 km per jam, dengan suhu lebih dari 100 derajat celsius.
Selain itu juga disebutkan, adanya ancaman lain berupa tanah longsor akibat erupsi yang dibarengi turunnya hujan dan awan panas.
"Data survei ini kemudian diolah menjadi peta kawasan terdampak yang akan dianalisis dengan peta yang sudah ada sebelumnya," kata Peneliti senior dari Puslit MKPI ITS Amien Widodo tertulis, Jumat (17/12).
Tim merekomendasikan adanya alat sensor warning di pos pantau gunung api.
"Untuk ke depannya bisa dibuat alat sensor warning system terkait longsor dan dimasukkan ke pos pantau agar meningkatkan kewaspadaan aktivitas gunung," kata dia.
Pihaknya berharap ada komunikasi antara penduduk daerah hulu dengan hilir, sehingga saat erupsi bisa segera diketahui.
Penlitian yang dilakukan bersama Ikatan Alumni (IKA) ITS ini menggunakan survei geologi, vulkanologi, hidrologi, pemetaan kawasan terdampak, dan drone.
Sementara itu, anggota tim Puslit MKPI Techn Umboro Lasminto mengingatkan kewaspadaan tentang adanya banjir bandang.
Pihaknya menemukan tumpukan lahar yang bisa saja meluas ke wilayah lainnya. Ini mengakibatkan arah aliran sungai berubah, sehingga menyebabkan air tidak terkontrol.
Arah aliran sungai yang baru dikhawatirkan akan mengarah ke pemukiman penduduk dan menyebabkan banjir.
"Hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi agar arah aliran air kembali pada aliran sungai semula," jelas dosen Teknik Sipil ITS tersebut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News