GenPI.co Jatim - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan tentang ancaman serius potensi gempa bumi berkekuatan besar di wilayah selatan Jawa Timur.
Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan persiapan dan penanganan sejak dini.
"Skenario terburuk ada di selatan Jawa dengan skala VI VII MMI. Potensi kerusakannya luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter," ujarnya disela mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ke wilayah terdampak gempa di Jember, Sabtu (18/12).
Potensi gempa di wilayah Selatan Jawa memiliki daya rusak hingga ke 200-250 kilometer dari bibir pantai, dengan sumber gempa di lepas pantau dan daratan.
Kekuatan gempa memiliki potensi hingga magnitudo 7,0, karenanya perlu persiapan dini.
Dia menyebut, dalam kurun waktu lima tahun belakangan aktivitas gempa di selatan Jatim terus meningkat.
Pada periode 2013-2015, jumlah gempa bumi di Jatim tercatat sedikitnya 230 kali per tahun. Angka itu meningkat pada periode 2016 hingga 2020 yang lebih dari 450 kali setahun dengan beragam magnitudo.
Gempa paling banyak dalam setahun terjadi pada 2016 yang pernah mencapai 655 kali.
Sementara itu, soal gempa yang terjadi di Jember pada Kamis (16/12) di Jember sebanrnya tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan kerusakan parah.
Hanya saja yang menjadi masalah memang strutur bangunan warga yang kurang kuat.
"Jadi ada yang salah kalau sampai ada kerusakan seperti ini. Nah, itu biasanya ada pada konstruksi runah warga yang tidak kokoh dan kuat, sehingga hal itu yang seharusnya diperbaiki," kata dia.
Rahmat mengingatkan, pemerintah memiliki peran yang cukup besar dalam keberlangsungan struktur bangunan.
"Itu tugas kita bersama. Pemerintah harus ketat dalam memberikan izin untuk bangunan. Pengecekan konstruksi harus ketat pula, jadi struktur bangunan harus dibuat siap untuk skenario terburuk," tegasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News